Demo Hari Buruh Di Semarang Ricuh, Walkot Pekalongan Sebut Bisa Berdampak Pada Investasi

Sedang Trending 12 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

detikai.com, Jakarta - Wali Kota Pekalongan H Achmad Afzan Arslan Djunaid mengecam peristiwa kerusuhan nan terjadi pada peringatan Hari Buruh alias May Day di area Kantor Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Kamis (1/5/2025).

“Kami mengecam kerusuhan nan terjadi pada peringatan Hari Buruh alias May Day, 1 Mei 2025 di Kantor Gubernur Jawa Tengah,” kata Achmad Afzan Arslan Djunaid, Sabtu (3/5/2025).

Dia menilai kericuhan nan terjadi pada tindakan nan diikuti beragam aliansi pekerja itu berakibat jelek pada minat penanammodal untuk menanamkan investasinya di Jawa Tengah.

“Itu pasti sangat berpengaruh terhadap kesukaan penanammodal untuk berinvestasi di Jawa Tengah,” katanya.

Wali kota nan berkawan disapa Aaf ini mengatakan Provinsi Jawa Tengah sebetulnya siap dan terbuka menerima investor. Namun, peristiwa kerusuhan pada demo pekerja itu bakal memengaruhi keterterikan ivestor untuk berinvestadi di Jawa Tengah.

“Kami selaku mewakili kepala daerah, mewakili gubernur, mewakili masyarakat Jawa Tengah, siap menerima investor,” katanya.

Aaf berambisi kerusuhan tersebut tidak terulang lagi pada masa mendatang agar kondisi ekonomi Jawa Tengah lebih baik lagi dan lapangan kerja terbuka makin luas.

“Mudah-mudahan ini kejadian nan terakhir dan tidak terulang lagi kedepan, sehingga Jawa Tengah bisa lebih baik lagi secara ekonomi dan lapangan kerjanya bisa lebih luas lagi,” ungkapnya.

Sebetulnya, menurut Aaf, pemerintah mulai dari tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota sudah menerima aspirasi pekerja mengenai penentuan besaran bayaran minimum regional (UMR). “Pemerintah selalu terbuka dan berbincang dengan kawan-kawan pekerja secara kondusif dan nyaman,” tuturnya.

Sebelumnya, tindakan unjuk rasa Hari Buruh di di depan Kantor Gubernur Jawa Tengah di Jalan Pahlawan, Kota Semarang, pada Kamis sore (1/5/2025) berhujung ricuh. Sejak pagi, tindakan memperingati Hari Buruh itu diikuti para pekerja dari beragam organisasi.

Sekelompok orang berpakaian hitam kemudian ikut berasosiasi ke dalam massa tindakan sekitar pukul 15.00 WIB. Kericuhan pecah setelah golongan pekerja bakal membubarkan diri setelah menyelesaikan aksi.

Kelompok nan menyusup di antara para pekerja tersebut diduga memicu kericuhan dengan melempar batu, botol, serta batang kayu. Petugas campuran nan sudah bersiaga sejak awal, berupaya membubarkan tindakan dengan menembakkan gas air mata serta meriam air.

Massa nan dibubarkan kemudian mundur ke arah selatan maupun utara ke sekitar komplek Kampus Undip Semarang.

Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Pol. Artanto mengatakan petugas tetap mengedepankan pendekatan humanis dan persuasif dalam mengamankan tindakan buruh. "Kami menghargai rekan pekerja nan konsisten menjaga tindakan tetap melangkah damai," katanya.

Selengkapnya