Demi Hindari Tarif Trump, Vietnam Bakal Awasi Ketat Ekspor

Sedang Trending 1 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Kementerian Perdagangan (Kemendag) Vietnam telah mengeluarkan petunjuk untuk menindak tegas pengiriman peralatan secara terlarangan (transhipment) ke Amerika Serikat (AS) dan mitra jual beli lainnya. Hal ini dilakukan untuk menghindari tarif impor tinggi nan diterapkan oleh Presiden AS Donald Trump.

Dikutip dari Reuters, Selasa (22/4/2024), dalam surat info nan dikeluarkan Kemendag Vietnam dan bertindak efektif pada 15 April menilai potensi perdagangan terlarangan semakin meningkat seiring meningkatnya ketegangan nan disebabkan oleh tarif AS.

"Jika tidak dicegah, dapat membikin Vietnam semakin susah menghindari hukuman dari negara-negara mitra nan merasa dirugikan akibat tindakan terlarangan tersebut," tulis laporan ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski begitu, Kemendag tidak membeberkan secara spesifik negara mana saja nan mungkin menjadi asal praktik transhipment. Namun, impor peralatan Vietnam nyaris 40% berasal dari China.

AS juga secara terbuka menuduh China menggunakan negara Asia Tenggara itu sebagai pusat transhipment untuk menghindari bea masuk AS. Vietnam telah dikenai tarif resiprokal 46% oleh Trump. Saat ini, tarif tersebut ditunda hingga Juli.

Berdasarkan petunjuk tersebut, pejabat di Kementerian Perdagangan, Bea Cukai, dan lembaga lainnya telah diperintahkan untuk memperkuat pengawasan dan pemeriksaan peralatan impor nan masuk ke Vietnam. Hal ini dilakukan untuk memastikan asal-usul barang, terutama bahan baku impor nan digunakan untuk produksi dan ekspor.

Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh menginstruksikan para pejabat untuk memerangi penipuan perdagangan, pemalsuan, dan rumor lain nan menjadi perhatian Amerika Serikat saat negara itu bersiap untuk memulai pembicaraan dengan Washington mengenai tarif.

Peringatan dari China

Surat Edaran diterbitkan sehari usai Presiden China Xi Jinping mengunjungi Vietnam. Dalam kunjungan itu, kedua negara sepakat untuk memperkuat kerja sama antara lembaga nan bekerja menerbitkan sertifikat asal barang.

Awal pekan ini, China memperingatkan negara-negara agar tidak membikin kesepakatan perdagangan dengan AS nan merugikan Negeri Tirai Bambu tersebut.

Berdasarkan tuduhan transhipment ilegal, barang-barang ekspor dari China berakhir di Vietnam untuk mengubah label menjadi 'Made in Vietnam',meskipun tidak ada alias tidak cukup nilai tambah di negara tersebut. Kemudian peralatan tersebut dikirim ke Amerika Serikat di mana mereka dapat menikmati tarif nan lebih rendah daripada jika diberi label sebagai produk China.

Instruksi dari Kemendag juga menegaskan bakal memberlakukan prosedur ketat untuk memeriksa pabrik dan mengawasi penggunaan label 'Made in Vietnam', khususnya pada perusahaan nan tiba-tiba mengusulkan banyak permohonan label asal barang.

Lihat juga Video: Trump Sebut Kebijakan Tarif Bagaikan 'Obat' untuk Ekonomi

(rea/ara)

Selengkapnya