ARTICLE AD BOX
detikai.com
Kamis, 05 Jun 2025 08:33 WIB
Bandung, detikai.com --
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi mengatakan pelajar yang melanggar jam malam bakal mendapat hukuman surat peringatan (SP) dari pihak sekolah.
Kendati demikian Dedi tidak merinci prihal isi hukuman SP1 tersebut. Ia menjelaskan bakal membikin aplikasi untuk melaporkan pelanggaran jam malam bisa terpantau dan terintegrasi. Nantinya data tersebut dapat diakses di Dinas Pendidikan.
"Ada SP1 kelak dari kepala sekolahnya. Nanti kan melaporkan ke sekolah. Nanti terintegrasi, tersistem. Dan itu kelak sistem aplikasinya bakal kita buat. (Jadi nanti) Laporan dari Bhabinkamtibmas, Babinsa, laporan dari kepala desa, RT/RW, kelak masuk ke sistem aplikasi kita. Sehingga kelak di peta data, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi sudah terbaca setiap hari," kata Dedi di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Rabu (4/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada berapa anak nan bolos, ada berapa anak nan sakit. Ada berapa anak nan malamnya itu begadang. Itu kelak ada petanya," ungkapnya.
Sementara menyoal penerapan jam masuk sekolah, kata Dedi, bakal diserahkan kepada masing-masing Unit Pelaksana Teknis (UPT) di daerah.
"Nanti kita bisa lihat, nan krusial kan standarnya jam 6.30 WIB. Dari standar 6.30 kelak ada patokan teknis. Aturan teknis kelak nan menerapkan adalah kepala UPT-nya. Kepala UPT kelak berasas pengedaran wilayah dan gimana kondisi wilayah. Itu kan umumnya dulu, kan ada nan berkarakter ketentuan umum oleh Gubernur," ujarnya.
"Nanti ada ketentuan unik nan dibuat oleh kepala UPT-nya masing-masing," sambung dia.
Dedi bercerita saat menjabat menjadi Bupati Purwakarta, dia menerapkan jam masuk sekolah lebih pagi daripada saat ini.
"Dulu saya waktu jadi bupati malah jam 6. Dan banyak wilayah pegunungan," katanya.
Dedi juga membeberkan argumen penghapusan pekerjaan rumah (PR) dari sekolah. Menurutnya, banyak ditemukan PR pelajar dikerjakan oleh orang tuanya masing-masing.
"Karena selama ini kan ada sesuatu nan ironi. Gurunya ngasih PR pada muridnya, nan ngerjainnya orang tuanya," kata Dedi.
(csr/isn)
[Gambas:Video CNN]