ARTICLE AD BOX
detikai.com
Selasa, 13 Mei 2025 15:55 WIB

Jakarta, detikai.com --
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengatakan warga sipil nan turut jadi korban tewas dalam ledakan pemusnahan amunisi di Garut bekerja membantu TNI. Bahkan sudah ada nan bekerja selama 10 tahun.
Dilansir dari Detikcom, Dedi mengatakan sebagian dari mereka apalagi sudah ada nan berpengalaman.
"Mereka pengakuannya bekerja di sana. Sudah cukup lama, ada nan sampai 10 tahun membantu dan menjadi pekerjaan nan ditekuni dalam setiap harinya dan memang sudah berpengalaman," kata Dedi kepada wartawan di RSUD Pameungpeuk usai mengunjungi family korban, Selasa (13/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dedi mengatakan Pemprov Jawa Barat berkomitmen untuk menanggung biaya kehidupan dan pendidikan anak nan belum menikah dari para korban ledakan.
"Itu menjadi tanggungjawab gubernur. Mereka pendidikannya, kehidupan sehari-harinya, biar kelak kami nan mengambil alih tanggung jawab itu," kata Dedi.
Bantuan pendidika nan diberikan menurut Dedi sampai kuliah.
Sedangkan duit santunan nan diberikan dari Pemprov sebesar Rp50 juta per korban nan diberikan pada keluarganya.
Sebelumnya Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal Kristomei Sianturi mengatakan keberadaan penduduk sipil di area pemusnahan amunisi untuk mengumpulkan sisa-sisa serpihan logam.
Kristomei mengatakan dari info nan diperolehnya, sudah jadi kebiasaan andaikan ada pemusnahan dengan langkah diledakkan banyak penduduk mendekat.
"Informasi nan kami dapat, kebiasaan nan ada, adalah andaikan setelah peledakan itu masyarakat mendekat," kata Kristomei dalam wawancara dengan CNN TV, Senin (12/5).
"Kenapa mereka mendekat? Dalam rangka untuk mengambil sisa-sisa serpihan logam, tembaga, besi dari munisi-munisi nan sudah diledakkan tadi. Karena itu punya nilai jual," tuturnya.
Sementara Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigadir Jenderal Wahyu Yudhayana mengatakan gimana bisa penduduk sipil mendekat ke letak pemusnahan jadi salah satu perihal nan tengah diinvestigasi pihaknya.
"Itu masuk dalam substansi nan sedang diselidiki oleh tim investigasi, saat ini tetap berlangsung, minta beri kesempatan tim bekerja," kata Wahyu, Selasa 12/5).
Dari 13 korban tewas, 9 di antaranya adalah penduduk sipil. Hal ini menjadi pertanyaan tersendiri gimana penduduk sipil bisa masuk apalagi mendekat di area rawan seperti pemusnahan amunisi kadaluwarsa alias nan tidak layak pakai.
Baca buletin lengkapnya di sini.
(sur/sur)
[Gambas:Video CNN]