Data Tenaga Kerja As Mengecewakan, Dolar Turun Ke Rp16.270

Sedang Trending 1 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - Nilai tukar rupiah terpantau terapresiasi terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah info ketenagakerjaan menunjukkan sektor swasta relatif menunjukkan kemunduran dan menekan dolar AS.

Merujuk Refinitiv, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Kamis (5/6/2025) ditutup pada posisi Rp16.270/US$ alias menguat 0,09%.

Indeks dolar AS (DXY) naik tipis 0,07% pukul 14:55 WIB ke nomor 98,86. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan penutupan perdagangan kemarin (4/6/2025) nan sebesar 98,78.

Pada malam hari kemarin, info dari AS kembali menunjukkan pelemahan.

Laporan ketenagakerjaan ADP menunjukkan sektor swasta hanya menambahkan 37.000 pekerja ke dalam daftar penghasilan mereka pada Mei 2025, jumlah terendah sejak Maret 2023. Angka ini turun dari revisi ke bawah sebesar 60.000 pada April dan jauh di bawah perkiraan sebanyak 115.000.

Sektor jasa menyumbang 36.000 pekerjaan baru, dipimpin oleh sektor hiburan/perhotelan (38.000), aktivitas finansial (20.000), dan info (8.000), sementara terjadi kehilangan pekerjaan di sektor profesional/jasa upaya (-17.000), pendidikan/kesehatan (-13.000), serta perdagangan/transportasi/utilitas (-4.000). Selain itu, sektor produksi peralatan kehilangan 2.000 pekerjaan, lantaran penurunan di sektor sumber daya alam/pertambangan (-5.000) dan manufaktur (-3.000) mengimbangi kenaikan 6.000 pekerjaan di sektor konstruksi.

Sementara itu, pertumbuhan penghasilan tahunan untuk pekerja nan tetap di pekerjaan mereka nyaris tidak berubah di nomor 4,5%, dan penghasilan untuk pekerja nan beranjak pekerjaan naik 7%, tetap sama dengan nomor revisi April.

"Setelah awal tahun nan kuat, perekrutan mulai kehilangan momentum. Namun, pertumbuhan penghasilan pada Mei nyaris tidak berubah, tetap berada di tingkat nan tinggi baik untuk pekerja nan memperkuat maupun nan beranjak pekerjaan," kata Dr. Nela Richardson, kepala ahli ekonomi ADP.

Sementara itu, PMI jasa ISM mengisyaratkan kontraksi pada bulan Mei untuk pertama kalinya dalam nyaris setahun, mencerminkan penurunan tajam dalam upaya baru dan meningkatnya biaya input nan kemungkinan diperburuk oleh kenaikan tarif baru-baru ini.

Pasar biasanya mengaitkan lemahnya info ketenagakerjaan dengan menurunnya prospek ekonomi, sehingga mengurangi permintaan terhadap USD sebagai aset berbunga tinggi.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(rev/rev)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Rupiah Menguat, Dolar AS Jatuh ke Level Rp 16.200-an

Next Article Rupiah Ditutup Melemah, Dolar Naik ke Rp16.190

Selengkapnya