Cuaca Hari Ini Sabtu 10 Mei 2025: Langit Siang Jabodetabek Diprediksi Hujan Ringan

Sedang Trending 3 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

detikai.com, Jakarta - Cuaca pagi Jakarta pada hari ini, Sabtu (10/5/2025), diprakirakan seluruh langitnya akan berawan. Kecuali di wilayah Kepulauan Seribu bakal cerah berawan. Demikian prediksi cuaca hari ini.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan, cuaca Jakarta pada siang hari seluruhnya diprakirakan hujan ringan. Namun, di Jakarta Barat dan Kepulauan Seribu bakal cerah.

Dan pada malam hari nanti, seluruh wilayah Jakarta diprakirakan bakal berawan. Kecuali di wilayah Jakarta Barat bakal cerah berawan.

Selain itu, untuk wilayah penyangga Kota Jakarta, ialah Bekasi, Jawa Barat diprakirakan pagi dan malam akan berawan. Lalu siang harinya langit bakal cerah berawan.

Di wilayah Depok dan Kota Bogor, Jawa Barat, pagi dan malam hari bakal berawan. Namun, siangnya langit bakal turun hujan dengan intensitas ringan.

Kemudian, di wilayah Kota Tangerang, Banten, diprediksi pagi hari bakal cerah berawan, lampau siang hujan ringan, dan malam diprakirakan berawan.

Berikut info prakiraan cuaca Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) selengkapnya nan dikutip detikai.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id:

 Kota  Pagi  Siang   Malam 
 Jakarta Barat  Berawan  Cerah  Cerah Berawan
 Jakarta Pusat   Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Jakarta Selatan   Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Jakarta Timur   Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Jakarta Utara   Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Kepulauan Seribu   Cerah Berawan  Cerah  Hujan Ringan
 Bekasi   Berawan  Cerah Berawan  Berawan
 Depok   Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Kota Bogor   Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Tangerang  Cerah Berawan  Hujan Ringan  Berawan

Cuaca jelek akhir-akhir ini membikin masyarakat kudu lebih waspada. Sekalipun berada di rumah sebagai tempat teraman, seperti terekam CCTV berikut. Awalnya 4 penduduk dan seorang anak tengah duduk di teras rumah, tiba-tiba muncul sambaran petir.

Musim Kemarau tapi Hujan? BMKG Jelaskan Anomali Cuaca Mei 2025

Fenomena alam nan tak biasa terjadi di Indonesia. Di tengah prediksi musim tandus 2025 nan dimulai April hingga Juni, beberapa wilayah justru diguyur hujan deras di bulan Mei. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pun memberikan penjelasan mengenai anomali cuaca ini. Hujan deras nan terjadi di beberapa wilayah di Indonesia di bulan Mei, nan semestinya sudah memasuki musim kemarau, menimbulkan pertanyaan besar. BMKG memberikan penjelasan ilmiah mengenai kejadian ini.

Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramadhani, menjelaskan bahwa bulan Mei tetap merupakan masa peralihan musim alias pancaroba. "Bulan Mei ini secara umum tetap berada dalam masa peralihan musim dari hujan ke kemarau. Ditandai dengan cuaca panas pada pagi dan siang hari serta potensi hujan di sore alias malam hari," jelas Andri dikutip, Jumat (9/5/2025).

Kejadian hujan deras di tengah musim tandus ini, menurut BMKG, dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah dinamika atmosfer nan kompleks. Selain itu, keberadaan bibit siklon 92S nan terpantau sejak 2 Mei 2025 juga berkedudukan krusial dalam memicu hujan lebat di beberapa daerah, khususnya di Jabodetabek.

Dinamika Atmosfer dan Bibit Siklon 92S

Andri menambahkan, bibit siklon 92S nan bergerak ke arah barat dan barat daya memicu pertemuan massa udara (konvergensi). Pertemuan massa udara ini, ditambah dengan aspek angin, menyebabkan intensitas hujan nan tinggi di beberapa wilayah. "Yang paling dominan adalah keberadaan bibit siklon 92S nan mulai terpantau sejak 2 Mei 2025 pukul 13.00 WIB di sekitar perairan Jawa Tengah," tambah Andri.

Selain itu, aspek angin nan membawa massa udara lembap juga berkontribusi pada tingginya curah hujan. Bahkan, petir juga ikut berkedudukan dalam meningkatkan intensitas hujan di sejumlah pulau di Jawa. Kondisi ini juga berakibat pada peningkatan kecepatan angin dan gelombang laut di Samudera Hindia Selatan Jawa hingga Bali.

BMKG mencatat, pada 4 Mei 2025 pukul 07.00 WIB, bibit siklon 92S sudah tidak terpantau secara aktif. Namun, pola tekanan rendah nan sebelumnya terisolasi dengan sistem tersebut tetap terdeteksi. BMKG terus memantau perkembangannya dan menganalisis potensi dampaknya terhadap pola cuaca dalam beberapa hari ke depan.

Selengkapnya