Cuaca Hari Ini Jumat 2 Mei 2025, Langit Jakarta Cenderung Berawan Tebal

Sedang Trending 9 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

detikai.com, Jakarta - Cuaca di seluruh wilayah Jakarta pada Jumat (2/5/2025) pagi diprediksi bakal berawan tebal. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan, kondisi cuaca Jakarta ini bakal memperkuat sampai dengan siang hari.

Sementara itu pada sore hari, tepatnya pukul 16.00 WIB, wilayah Jakarta Barat diperkiarakan bakal cerah berawan. Begitu juga Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Utara, dan Kepulauan Seribu. Sedangkan Jakarta Pusat bakal cerah.

Beranjak pada malam hari, khususnya pukul 19.00 WIB, wilayah Jakarta diperkirakan kembali berawan tebal, selain Kepulauan Seribu nan tetap cerah berawan, demikian prakiraan cuaca BMKG, seperti dikutip dari Antara.

Adapun suhu udara di Jakarta pada hari ini berkisar antara 23 derajat Celsius sampai dengan 31 derajat Celsius dengan kecepatan angin berkisar 2 hingga 13 kilometer per jam.

Musim Kemarau Diprediksi Datang Lebih Cepat

Sementara itu diberitakan sebelumnya, BMKG memprakirakan musim tandus 2025 di Indonesia diprediksi bakal datang lebih sigap di beberapa wilayah, dimulai pada April, hingga Mei dan Juni. Meskipun durasi musim kemarau diprediksi lebih pendek dari biasanya, potensi akibat tetap ada dan perlu diwaspadai oleh seluruh masyarakat dan sektor terkait.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati seperti dikutip dari laman resmi BMKG mengatakan, secara umum puncak musim tandus 2025 di sebagian besar wilayah Indonesia diprediksi terjadi pada Juni, Juli dan Agustus 2025.

BMKG telah menganalisis info suasana dan cuaca, mempertimbangkan beragam aspek nan memengaruhi musim tandus di Indonesia. 

Pada bulan April, sekitar 115 Zona Musim (ZOM) memasuki musim kemarau. Jumlah ini bakal meningkat pada Mei dan Juni, meliputi sebagian besar Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Papua. Nusa Tenggara diperkirakan mengalami tandus lebih awal. Puncak musim tandus diprediksi terjadi antara Juni hingga Agustus 2025.

Wilayah Jawa bagian tengah dan timur, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, dan Maluku diperkirakan mengalami puncak kekeringan pada bulan Agustus. Wilayah Indonesia bagian barat diperkirakan mengalami puncak tandus lebih awal, ialah Juni-Juli.

Waspada Karhutla

BMKG juga memprediksi potensi peningkatan kebakaran rimba dan lahan (karhutla), terutama di Sumatera dan Kalimantan. Hal ini perlu diantisipasi dengan langkah-langkah pencegahan dan kesiapsiagaan nan memadai. Masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan mengikuti pengarahan dari pihak berwenang.

Perlu diingat bahwa prediksi cuaca dapat berubah seiring waktu, sehingga krusial untuk terus memantau info terkini dari BMKG. 

Pemerintah Indonesia melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memastikan kesiapsiagaan nasional dalam menghadapi potensi kebakaran rimba dan lahan, menjelang musim tandus 2025. BNPB juga telah menggelar Apel Gelar Pasukan dan Peralatan Kesiapsiagaan Penanganan Karhutla di Pekanbaru, Riau, Selasa kemarin (29/4/2025).

Kepala BNPB Suharyanto mengatakan apel tersebut melibatkan 28 kementerian/lembaga serta jejeran forum koordinasi ketua wilayah (forkopimda), dan dipimpin langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) Budi Gunawan.

"Apel ini sebagai corak kesiapsiagaan pemerintah pusat dan wilayah dalam menghadapi musim tandus nan diproyeksikan dimulai pada akhir April hingga awal Mei," kata Suharyanto dalam keterangannya nan diterima di Jakarta, Selasa (29/4/2025).

Riau hingga Jambi Jadi Prioritas Penanganan Karhutla

Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 3/2020 dan Keputusan Menko Polkam Nomor 29/2025, Kemenko Polkam berbareng BNPB ditunjuk sebagai unsur utama dalam penanganan karhutla.

Sebagaimana mandat dari Presiden Prabowo, kata dia, BNPB bertanggung jawab dalam memberikan support pendampingan penanggulangan karhutla, kegunaan komando untuk pengerahan sumber daya penanggulangan karhutla, kerjasama aktivitas peningkatan sosial ekonomi masyarakat hingga memberikan support Kementerian Lingkungan Hidup, dan Kementerian Kehutanan untuk penyelesaian tumpang tindih peraturan.

Sementara untuk Kemenko Polkam, mempunyai tanggung jawab atas tertibnya penyelenggaraan tugas-tugas keanggotaan Desk Karhutla berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan melaksanakan tugas lainnya nan diberikan oleh ketua pengarah dan pengendali.

Suharyanto menjelaskan bahwa Provinsi Riau menjadi tempat digelarnya apel kesiapsiagaan nasional mengingat "Bumi Lancang Kuning" menjadi salah satu wilayah prioritas penanganan karhutla berbareng Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan.

BNPB mencatat dalam satu dasawarsa terakhir (2014–2024), Riau mengalami 374 kejadian karhutla alias setara 41,75 persen dari total bencana, menempati urutan kedua setelah banjir. Puncak kejadian karhutla terjadi pada 2023 dengan 176 kasus, namun turun drastis menjadi 10 kejadian pada 2024.

Operasi Modifikasi Cuaca Dimulai Awal Mei

Hingga awal 2025 ini sudah ada 11 kejadian karhutla di Riau. Kondisi ini langsung direspons sigap oleh Gubernur Provinsi Riau dan diikuti sejumlah bupati-wali kota dengan menetapkan status tanggap darurat karhutla.

Dengan begitu, Suharyanto menekankan kesiapsiagaan menjadi tugas nan dilakukan secara bersama-sama demi meminimalkan akibat dari potensi musibah hidrometeorologi kering ini.

Sebagai corak mitigasi, BNPB bakal memulai operasi modifikasi cuaca (OMC) pada 1 Mei 2025. Langkah ini dilakukan mengingat tetap adanya pertumbuhan awan di wilayah Riau pada dasarian ketiga April. OMC difokuskan untuk pembasahan lahan gambut dan pengisian embung sebagai persediaan air.

BNPB selain itu juga menyiapkan support logistik dan peralatan untuk satgas darat, seperti sepeda motor unik karhutla, pompa, genset, perangkat pelindung diri, tenda, makanan siap saji, sembako, hingga hygiene kit.

"Respons sigap dari pemerintah wilayah dan satgas darat menentukan. Sekali ada api nan tetap kecil, segera padamkan agar tidak meluas," katanya.

Selengkapnya