ARTICLE AD BOX
detikai.com, Jakarta Cuaca Jakarta Jumat, 25 Maret 2025, diprediksi seluruh langitnya bakal cerah berawan, berawan, hujan dengan intensitas ringan, dan petir. Demikianlah prakiraan cuaca hari ini.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan, cuaca di nyaris seluruh wilayah Jakarta pada siang hari juga diprediksi bakal berawan, selain Jakarta Pusat bakal cerah. Kemudian pada malam harinya cuaca wilayah Jakarta sebagiannya diprediksi bakal cerah, selain di Jakarta Pusat bakal cerah berawan.
Sementara untuk wilayah penyangga Jakarta, ialah Bekasi, Depok dan Kota Bogor, Jawa Barat, cuaca pagi diprediksi bakal cerah berawan, cerah. Pada siang hari Depok, Kota Bogor, bakal turun hujan dengan intensitas ringan, Bekasi bakal berawan. Untuk malam hari seluruh wilayah penyangga jakarta ini bakal cerah dan berawan.
Begitu juga cuaca di Kota Tangerang, Banten, diprakirakan pagi hingga malam bakal berawan.
Berikut info prakiraan cuaca Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) selengkapnya nan dikutip detikai.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id:
Kota | Pagi | Siang | Malam |
Jakarta Barat | Berawan | Berawan | Cerah |
Jakarta Pusat | Cerah Berawan | Cerah | Berawan |
Jakarta Selatan | Cerah Berawan | Berawan | Cerah |
Jakarta Timur | Cerah Berawan | Berawan | Cerah |
Jakarta Utara | Cerah Berawan | Berawan | Cerah |
Kepulauan Seribu | Berawan | Berawan | Berawan |
Bekasi | Cerah | Berawan | Cerah |
Depok | Cerah Berawan | Hujan Ringan | Cerah |
Kota Bogor | Cerah Berawan | Hujan Ringan | Berawan |
Tangerang | Berawan | Berawan | Berawan |
BMKG Ungkap Pemicu Gempa Sukabumi Magnitudo 5,6 nan Getarannya Terasa Sampai Bandung dan Garut
Gempa Magnitudo 5,6 mengguncag wilayah Kabupaten Sukabumi, Selasa (22/4/2025), pukul 17.14.00 WIB. Hasil kajian BMKG menunjukkan gempa Sukabumi ini mempunyai parameter pembaruan dengan magnitudo M5,3. Episenter gempa terletak pada koordinat 8,60° LS ; 106,57° BT, alias tepatnya berlokasi di laut pada jarak 143 Km arah Selatan Kota Pelabuhan Ratu, Jawa Barat, pada kedalaman 36 km.
Direktur Gempa dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, memperhatikan letak episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa nan terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya aktivitas penyesaran dasar laut.
"Hasil kajian sistem sumber menunjukkan bahwa gempa mempunyai sistem pergerakan geser (strike-slip)," katanya.
Gempa berakibat dan dirasakan di wilayah Tegalbuleud dengan skala intensitas III-IV MMI, wilayah Nagrak dan Garut dengan skala intensitas III MMI, wilayah Sukabumi, Cianjur, Cidolog, dan Cidadap dengan skala intensitas II-III MMI, wilayah Cihanjuang, Citeko, Cisarua, Pelabuhan Ratu, dan Kota Bandung dengan skala intensitas II MMI.
"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa tidak berpotensi tsunami," katanya.
Hingga pukul 17.50 WIB tadi, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock). Meski begitu masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh rumor nan tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Masyarakat juga diimbau menghindari dari gedung nan retak alias rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan gedung tempat tinggal cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa nan membahayakan kestabilan gedung sebelum Anda kembali ke dalam rumah.
BMKG Ingatkan Warga Waspadai Gelombang Tinggi di Perairan Sulut Kepulauan
Diperkirakan curah hujan lebat bakal terus terjadi hingga bulan Maret kelak sebelum memasuki musim pancaroba alias musim panas.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau penduduk agar mewaspadai gelombang tinggi di wilayah perairan kepulauan di Sulut.
"BMKG mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi hingga 21 April 2025," ungkap Koordinator Bidang Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Maritim Bitung Ricky D Aror pada, Minggu (20/4/2025).
Dia memaparkan, pada umumnya angin bertiup dari arah utara-timur dengan kecepatan antara empat hingga 30 knot.
Kecepatan angin tertinggi berpotensi terjadi di perairan utara Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Kabupaten Kepulauan Talaud yang dapat berakibat pada meningkatnya tinggi gelombang di wilayah tersebut.
“Tinggi gelombang antara 1,25-2,5 meter (sedang) berkesempatan terjadi di wilayah perairan Kabupaten Kepulauan Talaud dan perairan Kabupaten Kepulauan Sangihe,” ujarnya.
Dia berharap, dalam kondisi itu penduduk mewaspadai akibat tinggi gelombang terhadap keselamatan pelayaran.
Perahu nelayan diharapkan memperhatikan kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter.
“Kapal tongkang kudu memperhatikan kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter,” tuturnya.
Sementara, kapal feri mewaspadai kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter, serta kapal ukuran besar seperti kapal kargo/kapal pesiar memperhatikan kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4,0 meter.