ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Timo Scheunemann, selaku sosok nan sedang konsentrasi di sepakbola putri usia dini, meminta orang tua tua memberikan beban kepada anak-anak dalam pekerjaan olah bola. Kesenangan anak dalam bermain kudu lebih diutamakan.
Timo adalah pembimbing kepala di program MilkLife Soccer Challenge. Ajang ini baru menuntaskan seri Bandung di tahun 2025," Minggu (1/6/2025).
SDN 075 Jatayu menjadi juara di Kelompok Usia 10 tahun. SDN 073 Pajagalan B keluar menjadi juara di Kelompok Usia 12 tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemenangan para juara hari ini merupakan perihal nan sangat positif. Ini bukan masalah juara tetapi soal berkembang dan kesenangan bermain bola," kata Coach Timo nan memegang lisensi kepelatihan UEFA A di Koeln, Jerman, sejak tahun 2007.
"Jadi diharapkan orang tua dan sekolah jangan memberikan tekanan alias beban. Ini adalah masa mini mereka dan jika mereka memilih sepakbola kudu senang dulu, jadi mereka giat berlatih. Bila giat berlatih mereka bakal berkembang," sambungnya.
Sepakbola putri saat ini mulai coba terus dikembangkan oleh PSSI. Ajang ini juga bisa menjadi wadah untuk menjaga ekosistem di saat tetap minimnya ruang-ruang untuk putri meniti pekerjaan di sepakbola.
"Kami berkomitmen untuk terus memupuk, menjaga dan merawat ekosistem sepakbola putri, sehingga kami memberikan wadah berupa Festival SenengSoccer nan bermaksud untuk menumbuhkan kesenangan bagi para putri khususnya di usia enam hingga delapan tahun (KU 8)," Timo menjelaskan.
"Ini merupakan upaya kami untuk menjaga mata rantai regenerasi pesepakbola putri untuk jenjang selanjutnya di KU10 hingga KU 16," Coach Timo menjelaskan.
(ran/bay)