China Gerilya Rekrut Pns Korban Phk Trump, Gedung Putih Buka Suara

Sedang Trending 3 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - Beberapa perusahaan nan dioperasikan secara diam-diam oleh firma teknologi China berupaya merekrut para pegawai pemerintah AS nan terkena PHK. Modus ini diidentifikasi oleh iklan perekrutan kerja dan peneliti.

Max Lesser, seorang analis senior di lembaga think tank Foundation for Defense Democracies, mengatakan beberapa perusahaan China memasang iklan perekrutan nan spesifik menyasar para pegawai pemerintah AS korban PHK.

"Ini adalah bagian nan lebih luas dari firma perekrutan dan konsultan tiruan nan menargetkan mantan pegawai pemerintah AS dan para peneliti AI," kata dia, dikutip dari Reuters, Rabu (26/3/2025).

Hanya sedikit info nan tersedia untuk publik mengenai 4 perusahaan konsultan dan perekrutan nan diduga terlibat dalam jaringan tersebut. Dalam beberapa kasus, 4 firma berbagi situs web nan tumpang tindih, di-hosting di server nan sama, alias mempunyai tautan digital lainnya, menurut laporan Reuters dan penelitian Lesser.

Situs web 4 perusahaan tersebut di-hosting di alamat IP nan sama dengan Smiao Intelligence, sebuah perusahaan jasa internet nan situs webnya tidak tersedia selama pelaporan Reuters. Reuters tidak dapat memastikan keterkaitan antara Smiao Intelligence dan 4 perusahaan tersebut.

Upaya Reuters untuk melacak 4 perusahaan dan Smiao Intelligence menemui banyak jalan buntu. Antara lain panggilan telepon nan tidak terjawab, nomor telepon nan tidak lagi berfungsi, alamat palsu, alamat nan mengarah ke kolom kosong, email nan tidak terjawab, dan daftar pekerjaan nan terhapus dari LinkedIn.

Lesser nan mengungkap jaringan tersebut dan membagikan penelitiannya dengan Reuters sebelum dipublikasikan, mengatakan kampanye tersebut mengikuti teknik canggih nan digunakan oleh operasi intelijen China sebelumnya.

"Yang menjadikan aktivitas ini krusial adalah upaya jaringan tersebut mengeksploitasi kerentanan finansial mantan pegawai federal nan terkena akibat PHK massal baru-baru ini," dia menuturkan.

Reuters tak bisa menjelaskan apakah perusahaan-perusahaan tiruan asal China ini mengenai dengan pemerintah China. Tak diketahui pula apakah ada mantan PNS korban PHK Trump nan akhirnya betul-betul direkrut.

Tiga analis intelijen mengatakan kepada Reuters bahwa strategi entitas China ini merupakan modus klasik untuk mengumpulkan info intelijen dari mantan pegawai pemerintah nan dipecat oleh Trump dan Elon Musk melalui Lembaga Efisiensi Pemerintah (DOGE).

Setelah mantan PNS direkrut, mereka bakal ditanya-tanya mengenai info sensitif mengenai operasi pemerintah AS, menurut analis. Mereka juga bakal dimintai nama-nama orang nan krusial untuk direkrut dalam mengumpulkan info lebih dalam.

Juru bicara Kedutaan China di Washington mengatakan kepada Reuters melalui email bahwa pemerintah China tidak mengetahui mengenai entitas-entitas nan dicurigai terlibat dalam kampanye perekrutan tersebut.

Juru bicara Gedung Putih mengatakan China secara terus-terusan mengeksploitasi AS melalui upaya mata-mata.

"Pegawai pemerintah nan aktif alias sudah tidak bekerja kudu mengetahui akibat ancaman dari upaya [China] ini dan tetap menjaga rapat-rapat info pemerintah AS," kata dia.


(fab/fab)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Naikkan Mutu & Kualitas Tenaga Kerja Dengan Teknologi & AI

Next Article Tutup di RI, Begini Nasib Ecommerce China Sekarang

Selengkapnya