ARTICLE AD BOX
KILAS INTERNASIONAL
detikai.com
Senin, 28 Apr 2025 07:00 WIB

Jakarta, detikai.com --
Pemerintah Suriah disebut bersedia untuk menormalisasi hubungan diplomatik dengan Israel, melalui skema perjanjian "Abraham Accords".
Sementara itu, coastguard China semakin garang usai merebut kendali sebuah terumbu karang di Laut China Selatan, di wilayah nan menjadi sengketa dengan pangkalan militer utama Filipina.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut ulasannya dalam Kilas Internasional hari ini, Senin (28/4).
Suriah Disebut Mau Normalisasi Hubungan dengan Israel
Suriah dikabarkan bersedia untuk normalisasi hubungan dengan Israel melalui skema Abraham Accords.
Anggota Kongres Amerika Serikat Cory Mills dari Florida mengatakan bahwa Presiden interim Suriah Ahmed Al-Sharaa menyampaikan kepadanya kesukaan untuk berasosiasi dengan Abraham Accords.
Menurut keterangan Mills, Al-Sharaa menyampaikan kepadanya bahwa Suriah tertarik berasosiasi dengan Abraham Accords "dalam kondisi nan tepat".
Timteng Memanas, Houthi Yaman Tembakkan Rudal Hipersonik ke Israel
Kelompok milisi Houthi Yaman menembakkan sebuah rudal hipersonik ke wilayah Israel pada Sabtu (26/4). Dalam sebuah pernyataan, Houthi mengaku meluncurkan rudal nan menargetkan Pangkalan Udara Nevatim di Israel selatan.
Sejak Israel melancarkan agresi di Jalur Gaza Palestina, Houthi Yaman kerap meluncurkan rudal nan menargetkan Israel dan kapal-kapal mengenai Zionis di Laut Merah.
Houthi mengeklaim aksinya merupakan corak solidaritas dengan rakyat Palestina.
China Makin Galak, Rebut Karang Dekat Pangkalan AL Filipina di LCS
Pasukan Penjaga Pantai China merebut kendali sebuah terumbu karang di Laut China Selatan nan menjadi sengketa dekat pangkalan militer utama Filipina.
Insiden nan pertama kali dilaporkan oleh media pemerintah China, CCTV, pada Sabtu (26/4) ini menjadi provokasi terbaru Beijing soal klaim sepihaknya terhadap sebagian besar perairan Laut China Selatan. Selama ini, klaim sepihak China atas Laut China Selatan kerap menjadi ketegangan dengan negara di area terutama Filipina.
Menurut laporan stasiun penyiaran negara CCTV, Penjaga Pantai China "melaksanakan pengendalian maritim" atas Karang Tiexian, nan juga dikenal sebagai Sandy Cay, pada pertengahan April lalu.
Karang mini ini merupakan bagian dari Kepulauan Spratly dan terletak dekat Pulau Thitu, dikenal juga sebagai Pag-asa, nan menjadi letak akomodasi militer Filipina.
(tim/dna)