ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Amerika Serikat (AS) terus-menerus mengeluarkan kebijakan pembatasan ekspor dan penambahan tarif nan bisa melumpuhkan upaya China mendominasi pengembangan industri teknologi. Tak tinggal diam, China melancarkan tindakan balas dendam dengan memblokir akses mineral kritis ke AS dan sekutu.
Terbaru, perusahaan China juga menyetop ekspor perangkat nan digunakan dalam pengembangan baterai metal lithium untuk kendaraan listrik (EV). Hal ini merupakan implementasi dari rencana Beijing untuk mulai melakukan kontrol ekspor untuk baterai dan lithium.
Jiangsu Jiuwu Hi-Tech mengatakan kepada konsumen pada bulan lampau bahwa perusahaan bakal menyetop ekspor perangkat filtrasi nan disebut 'sorbent' mulai 1 Februari 2025, menurut sumber nan familiar dengan rumor ini, dikutip dari Reuters, Rabu (19/2/2025).
China adalah produsen sorbent terbesar di dunia. Alat itu krusial untuk melakukan ekstraksi lithium. Meski demikian, skala pasarnya susah dipastikan lantaran Beijing membatasi pembagian data, menurut analis.
Keputusan Jiangsu menunjukkan ancaman Beijing nan diumumkan pada Januari lampau mulai ditegakkan, meski regulasinya belum sah dan baru berbentuk proposal.
Jika disetujui, perusahaan memerlukan lisensi unik dari pemerintah untuk melakukan penjualan ke luar negeri untuk beberapa teknologi baterai dan lithium.
Salah satu pelaksana di perusahaan teknologi ekstraksi lithium lainnya nan meminta identitasnya dirahasiakan, mengatakan Jiangsu dan Sunresin New Materials nan sama-sama merupakan produsen sorbent besar, saat ini sedang bermusyawarah dengan pemerintah mengenai proposal tersebut.
Jiangsu dan Sunresin tidak merespons pertanyaan nan diajukan Reuters.
(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Adopsi AI, Raksasa Elektronik Bikin Produk Hemat Energi & Hijau
Next Article China Ditinggal, Wilayah Dekat RI Ramai Diserbu Asing