Cerita Pedagang Jamu Jaring Milenial Di Tengah Maraknya Minuman Manis

Sedang Trending 1 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Gaya hidup anak-anak muda nan doyan mengonsumsi minuman manis cukup membahayakan kesehatan, beragam akibat penyakit seperti obesitas, diabetes, penyakit jantung, kerusakan gigi hingga kandas ginjal menghantui. Namun siapa sangka di Bekasi Utara tetap banyak anak muda nan justru rutin mengkonsumsi jamu angkringan.

Hal itu diungkapkan penjual jamu angkringan Dewi Poetri saat dikunjungi detikaicom, berdagang di tengah area perumahan berbareng UMKM lainnya Dewi menyebut langganan jamu buatannya sekarang beragam mulai dari anak muda hingga lansia. Jamu dadakan Dewi ini menjadi minuman rutin bagi masyarakat untuk menjaga stamina hingga beragam faedah kesehatan lainnya.

"Memang mas herbal nggak semua orang suka hanya orang tertentu nan doyan jamu, tapi anak-anak muda sekarang kadang penasaran, mereka kebanyakan langganan saya muda-muda anak milenial lah nan nggak biasa minum jamu ngeliat begini jadi penasaran. Mereka mampir coba kunyit masam beras kencur, jadi anak muda ada langganan apalagi mereka nan perempuan, jika lagi ada tamu bulanannya pasti mereka kesini mampir nyari kunyit asem," ucap Dewi saat dikunjungi detikaicom di lapak Jamu Dewi Poetri, Bekasi Utara, Selasa (15/4/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wanita original Surabaya, Jawa Timur ini mempunyai bekal membikin jamu dari resep turun temurun neneknya, dari resep tradisional itu dia kembangkan menjadi 10 jenis jamu dengan beragam faedah seperti kolesterol, darah tinggi, masam urat, detoks paru, hingga lemah syahwat.

"Total ada 10 jenis nan kemasan, racikan saya banyak ada untuk kolesterol, darah tinggi, masam urat, sampai detoks paru, ada juga purwaceng banyak nan minat serbuk dia dicampur sama kopi biasanya bapak-bapak nan beli," lanjut Dewi.

Jamu dengan beragam faedah ini sudah ada di beberapa reseller dan pemasok - pemasok herbal, namun dengan dibukanya lapak angkringan sekarang membuka pengguna baru nan penasaran dengan faedah jamu.

Sebelum membuka upaya jamu, Dewi sudah lama upaya kue dari tahun 2004 hingga 2015 di rumahnya, namun dia merasa lebih tertarik untuk membangun upaya jamu karena mempunyai bekal resep family dengan bermodalkan duit ratusan ribu Dewi membikin jamu dalam corak botol pada tahun 2016 dan dipasarkan melalui tetangga.

Produk jamunya itu disambut baik, bermodalkan dari mulut ke mulut produk jamu buatannya sigap terdengar dan beredar di wilayah Bekasi Utara. Menyadari produknya mempunyai potensi Dewi lantas mencari support permodalan untuk membeli alat-alat penunjang pembuatan jamunya, mulanya dia mau ikut dengan grup PNM Mekaar berbareng rekannya namun lantaran grupnya sudah penuh dia lantas diminta untuk membikin grup sendiri dan menjadi ketuanya.

"Waktu itu tau PNM dari kawan ngajakin untuk masuk golongan dia, tapi lantaran kelompoknya terlalu banyak orang jadi saya nggak bisa ikut, disuruh bikin sendiri saya ajak teman-teman nan tetap satu lingkungan waktu itu ada 7 orang dan ketuanya saya sampai sekarang udah nambah personil total 16 anggota," lanjut Dewi.

Menjadi ketua PNM Mekaar membuatnya belajar kompak dan saling mengerti antara satu dengan nan lain, setiap dua pekan sekali ibu-ibu dengan beragam upaya berkumpul untuk silaturahmi sekaligus menyetorkan biaya ke petugas PNM Mekaar. Dalam perjalanannya, Dewi juga bertanggung jawab atas tagihan rekan-rekannya, sebelum kumpul Dewi rutin mengingatkan di grup untuk tepat waktu dalam pembayaran.

Bukan tanpa sebab, berasosiasi dengan PNM Mekaar Dewi dan anggotanya mempunyai kesempatan untuk mendapatkan reward seperti diajak untuk ikut beragam pameran, pelatihan, mendapatkan pulsa, jalan-jalan ke luar negeri dan nan paling diimpikan ialah bingkisan umrah cuma-cuma dari PNM. Cara untuk mengikuti PNM Mekaar ini dijelaskan oleh Pimpinan Cabang PNM Bekasi Petrus Agus Mulyono.

"Ibu-ibu ini membikin suatu golongan nan kelak bakal dipilih ketua kelompoknya nan disetujui oleh anggota, dan itu kelak petugas dari PNM Mekaar bakal datang dan melakukan verifikasi upaya dengan komitmen dari pada golongan pengguna dan petugas mau hari apa melakukan PKM dan jam berapa, baru dilakukan verifikasi biasanya selama 2 minggu persiapan pencairan," ujar Pimpinan Cabang PNM Bekasi Petrus Agus Mulyono saat mengunjungi golongan Dewi Poetri.

Pada tahap pertama biasanya para pengguna bakal mendapatkan biaya PNM Mekaar sebesar RP 2 juta nan bisa ditop up pada siklus berikutnya berjenjang hingga Rp 10 juta. Memang biaya tersebut sangat dibutuhkan untuk menambah modal upaya alias pembelian alat-alat bagi UMKM guna mendorong produksi sehingga meningkatkan omzet.

Diketahui hingga April 2025 PNM Cabang Bekasi telah menyalurkan biaya pembiayaan kepada 455.988 pengguna dengan total pembiayaan mencapai Rp 1.306 Triliun.

"Hingga April 2025 PNM Cabang Bekasi telah menyalurkan biaya pembiayaan Rp 1.306 Triliun kepada 455.988 nasabah, dengan potensi calon pengguna kelolaan PNM Bekasi 505.030 dan sasaran pengguna hingga akhir tahun 2025 sebanyak 536.584 nasabah," tutup Agus.

(hns/hns)

Selengkapnya