Ceo Apple Buka-bukaan Kondisi Perusahaan Sebenarnya

Sedang Trending 18 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - CEO Apple Tim Cook buka bunyi soal konsentrasi perusahaannya mengenai Artificial Intelligence (AI). Investasi perusahaan disebutnya bakal meningkat untuk teknologi tersebut secara signifikan.

Apple diketahui belum mengumumkan akuisisi alias inisiatif besar dalam laporan kinerjanya di kuartal-II (Q2) 2025. Cook mengatakan tidak pernah terpaku pada ukuran suatu perusahaan. Terpenting, perusahaan bisa membantu mengembangkan jasa AI-nya.

"Kami terbuka pada merger dan akuisisi nan mempercepat peta jalan kami," jelas Tim Cook dikutip dari CNBC Internasional, Jumat (1/8/2025).

"Kami tidak terpaku pada ukuran perusahaan, meskipun perusahaan nan telah kami akuisisi mini di tahun ini," dia menambahkan.

Sepanjang tahun 2025, Tim Cook mengatakan Apple telah mengakuisisi sekitar tujuh perusahaan. Namun tak semua berfokus pada AI.

"Kami meningkatkan investasi secara signifikan. Kami melakukannya pada kuartal Juni. Kami bakal melakukannya lagi pada kuartal September," kata Tim Cook.

Bukan hanya akuisisi perusahaan lain, Apple juga tengah melakukan pengaturan ulang staf internalnya. Diharapkan bisa berfokus pada teknologi AI.

Sementara itu, Kepala Keuangan Apple Kevan Parekh mengatakan perusahaan mempunyai model hibrida untuk investasi. Mereka bisa mendapatkan akses ke sistem lewat mitra dan memasukkannya dalam biaya operasional.

"Sebagian besar pendorong pertumbuhan nan Anda lihat sekarang didorong oleh sejumlah investasi mengenai dengan AI," ucap Parekh.

Apple Catat Pertumbuhan, Tapi...

Apple membukukan pendapatan sebesar US$94,04 miliar alias naik nyaris 10% dibanding periode nan sama tahun lalu, dan jauh melampaui proyeksi analis sebesar US$89,54 miliar. Laba per saham juga mencapai US$1,57, di atas perkiraan pasar US$1,43 per saham.

Kepala Eksekutif Apple, Tim Cook, mengakui bahwa sebagian konsumen mempercepat pembelian iPhone untuk menghindari akibat tarif, nan secara tidak langsung membantu lonjakan penjualan.

"Kami memandang adanya pembelian nan dipercepat di awal kuartal lantaran pengumuman tarif," ujar Cook dalam wawancara eksklusif dengan Reuters.

Ia juga menyebut bahwa jumlah pengguna aktif iPhone mencapai rekor tertinggi di semua wilayah geografis.

iPhone, nan menjadi produk jagoan Apple, mencatatkan penjualan sebesar US$44,58 miliar, naik 13,5% dari tahun lampau dan melampaui ekspektasi analis sebesar US$40,22 miliar.

Cook juga menyebut bahwa pedoman pengguna aktif iPhone mencapai rekor tertinggi di seluruh wilayah, menandakan loyalitas pengguna nan kuat meski dihantam rumor harga.

Mengantisipasi tekanan tarif nan terus membayangi, Apple mulai mengalihkan sebagian produksinya dari Tiongkok ke negara-negara lain. Produksi iPhone untuk pasar AS sekarang mulai banyak dilakukan di India, sedangkan Mac dan Apple Watch diproduksi di Vietnam.

Namun, ketidakpastian soal tarif tetap menghantui. Meski beberapa produk Apple tetap mendapatkan pengecualian, kebijakan baru dapat berakibat signifikan, terutama di pasar Amerika Serikat nan mencatatkan pertumbuhan 9,3% menjadi US$41,2 miliar.

Selain tarif, Apple juga menghadapi tantangan lain, ialah teknologi kepintaran buatan (AI). Meski raksasa teknologi seperti Microsoft dan Nvidia meroket di tengah tren AI, saham Apple justru melemah 17% sepanjang 2025. Investor menilai Apple tertinggal dalam integrasi AI ke dalam produknya.

Apple apalagi menunda peluncuran jenis baru asisten virtual Siri nan dilengkapi AI. Meski begitu, Cook menyatakan pihaknya sedang membikin kemajuan dan sekarang meningkatkan investasi secara besar-besaran di sektor AI.

"Apple selalu mengutamakan penyederhanaan teknologi canggih agar mudah digunakan dan dapat diakses semua orang, dan inilah inti dari strategi AI kami," kata Cook.

Dampak Tarif Trump ke Apple

Tekanan tarif Trump turut berakibat pada upaya Apple. Raksasa Cupertino ini mencatatkan kerugian besar akibat dampak langsung dari kebijakan tarif tersebut.

Apple mengungkap tarif tersebut menambah beban biaya sebesar US$800 juta (sekitar Rp13 triliun) pada kuartal Juni dan diperkirakan membengkak hingga US$1,1 miliar (sekitar Rp17 triliun) untuk kuartal berikutnya.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article CEO Apple Kasih Bocoran Tak Terduga Usai Rilis iPhone 16e

Selengkapnya