ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Banyak wartawan nan ditawari untuk berganti pekerjaan di bagian Artificial Intelligence (AI). Mereka ditawari bekerja dengan info oleh platform milik Scale AI berjulukan Outlier.
Laporan Niemanlab mengatakan penulis berita, wartawan foto dan reporter radio di seluruh Amerika Serikat (AS) menerima banyak pesan perekrutan nan sama dari perusahaan alias mendengarnya dari mulut ke mulut.
Salah seorang nan ditawari adalah Carla McCanna. Dia merupakan lulusan Medill School of Journalism Northwestern University nan ditawari menjadi pembimbing model AI dari sebuah portal perekrutan Handshake.
"Perekrut mengatakan bahwa skill saya sesuai dengan peran sebagai mahir penulisan dan bahwa saya bakal melatih model AI untuk mengoptimalkan kecermatan dan efisiensi," ujar McCanna.
Keahlian nan dimaksud adalah pengalaman jurnalistik, menulis profesional, penelitian dan pengecekan fakta. Dia memang pernah magang di The Dallas Morning News dan majalah bulanan D Magazine, dan Agustus lalu, dia meraih gelar masternya di bagian jurnalisme.
Namun masalahnya pekerjaan sebagai wartawan cukup susah dan persaingannya sangat ketat. Tahun lalu, Challenger, Gray & Christmas melaporkan industri media AS sangat terpuruk, 5.000 orang kehilangan pekerjaan alias naik 59% dari tahun sebelumnya.
Sementara itu dia mengaku tak mempunyai pengalaman dalam pekerjaan dengan data, pembelajaran medin alias industri teknologi. Namun McCanna mengaku tertarik dengan tawaran pekerjaan Outlier.
"Sementara saya mencari posisi wartawan saat itu, [pekerjaan Outlier] ini sepertinya bagus, lantaran ini betul-betul jarak jauh dan gajinya bagus jika konsisten," imbuhnya.
McCanna bekerja penuh waktu selama beberapa bulan terakhir. Gajinya mencapai US$35 (Rp 569 ribu per jam untuk proyek-proyek dalam platform tersebut.
Kini pekerjaan itu menjadi sumber pendapatan utamanya. Bahkan merekomendasikannya pada teman-teman sekelasnya di Medill.
"Banyak dari kami nan tetap mencari pekerjaan. Tiga kali saya memberi tahu seseorang tentang pekerjaan saya, dan mereka berkata, tolong kirimkan ke saya," katanya. "Saat ini sangat sulit, dan banyak rekan-rekan saya nan mengatakan perihal nan sama."
15 Profesi Terancam Punah
Laporan Forum Ekonomi Dunia (WEF) periode 2023-2027 menyebut sekitar 83 juta lapangan pekerjaan bakal menghilang. Semua itu lantaran perkembangan teknologi nan makin masif.
Riset Future of Work 2023 mengungkapkan 23% tenaga kerja pada sejumlah industri diperkirakan bakal berubah. Semua itu terjadi hanya dalam kurun waktu lima tahun saja.
Salah satu industri nan bakal mengalami perusahaan drastis adalah media, intermezo dan olah raga. Sekitar 23% pekerjaan bakal lenyap alias muncul dengan pekerjaan baru.
Hal serupa juga bakal terjadi pada lebih 23% pekerjaan di bagian pemerintahan, komunikasi digital dan teknologi informasi, real estat, jasa keuangan, serta transportasi dan rantai pasok.
Berdasarkan laporan WEF, berikut 15 daftar pekerjaan nan perlahan menuju punah hingga tahun 2027 mendatang:
- Teller bank
- Petugas pos
- Kasir dan loket
- Data entry
- Sekretaris dan administrasi
- Staf pencatat stok (stock-keeping)
- Staf akuntansi, pembukuan, dan payroll
- Legislator dan pejabat pemerintahan
- Staf statistik, asuransi, dan keuangan
- Sales door-to-door, pedagang kaki lima, dan penjual koran
- Satpam
- Manajer angsuran dan pinjaman
- Penyelidik dan pemeriksa klaim
- Penguji software
- Relationship manager
(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Terungkap! 3 Tantangan RI Ikuti Kecepatan Adopsi AI Global