ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Bunga bank merupakan salah satu aspek krusial nan perlu dipahami oleh siapa pun nan mempunyai tabungan alias mengusulkan pinjaman. Baik sebagai corak hadiah atas biaya nan disimpan maupun sebagai biaya atas pinjaman nan diterima, kalkulasi kembang bank mempunyai sistem tersendiri nan kudu diketahui agar tidak terjadi kesalahpahaman.
Bunga pinjaman biasanya diperoleh saat melakukan transaksi di bank. Pihak bank menerapkan kembang kepada peminjam sebagai biaya atas pinjaman nan diberikan. Namun, ada pula perbedaan dengan kembang simpanan pada bank nan terdapat saat pengguna menabung di bank.
Jenis Bunga Bank
Disadur dari laman laman Otoritas Jasa Keuangan (OJK), krusial untuk memahami terlebih dulu konsep suku kembang bank. Secara umum, suku kembang bank mempunyai dua pengertian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bunga bank dapat diartikan sebagai hadiah nan diberikan bank kepada pengguna lantaran menggunakan, membeli, alias menjual produk perbankan. Bunga juga bisa diartikan sebagai biaya nan kudu dibayarkan bank kepada pengguna nan menyimpan uangnya.
Sebaliknya, ada juga biaya nan dibayarkan pengguna kepada bank sebagai kompensasi atas akomodasi pinjaman nan diberikan. Perbedaan ini juga mempengaruhi langkah perhitungannya.
Perhitungan kembang bank, baik untuk tabungan maupun pinjaman, dapat dilakukan menggunakan rumus tertentu. Caranya, kembang harian dihitung dengan mengalikan saldo harian dengan suku bunga, kemudian dibagi jumlah hari dalam setahun. Berikut penjelasannya:
1. Bunga Simpanan
Bunga simpanan adalah hadiah nan diberikan bank kepada pengguna lantaran menyimpan uangnya di bank. Rumus kalkulasi kembang simpanan:
(Saldo harian × Suku kembang % × Jumlah hari dalam bulan berjalan) / 365
2. Bunga Pinjaman
Bunga pinjaman adalah biaya nan dibebankan bank kepada peminjam atas akomodasi pinjaman nan diberikan. Ada beberapa jenis kembang pinjaman dengan metode kalkulasi nan berbeda.
Cara Perhitungan Bunga Bank dan Perbedaan Jenisnya
Terdapat kalkulasi nan berbeda pada empat jenis kembang pinjaman, nan bakal dikreditkan ke rekening pengguna setiap hari. Bunga nan diterima pengguna bakal dikenakan pajak. Berikut penjelasannya, dirangkum dari beragam laman perbankan dan Pegadaian.
1. Bunga Floating
Suku kembang floating berkarakter naik turun lantaran berjuntai pada kondisi pasar. Jika suku kembang pasar naik, maka kembang pinjaman ikut naik, begitu juga sebaliknya. Biasanya, suku kembang floating diterapkan pada KPR dengan kombinasi kembang tetap untuk periode awal kredit.
2. Bunga Flat
Suku kembang flat dihitung berasas pokok pinjaman awal di setiap periode cicilan. Bunga flat dihitung dengan mengalikan pokok pinjaman dengan suku bunga, kemudian dibagi jumlah bulan.
Metode kalkulasi kembang flat didasarkan pada jumlah pokok pinjaman awal di setiap periode cicilan. Metode ini lebih sederhana dan umumnya digunakan untuk angsuran dengan jangka waktu pendek, seperti angsuran kendaraan bermotor, pembelian perangkat elektronik, alias Kredit Tanpa Agunan (KTA).
Rumus kalkulasi kembang flat per bulan adalah:
(Pokok pinjaman × Suku kembang × Total waktu kredit) / Jumlah bulan dalam jangka waktu kredit
Contoh Perhitungan Bunga Flat:
Jika seseorang meminjam Rp40.000.000 dengan tenor 12 bulan dan suku kembang tahunan 10%, maka:
- Pokok pinjaman per bulan = Rp 40.000.000 / 12 = Rp 3.333.333
- Bunga per tahun = Rp 40.000.000 × 10% = Rp 4.000.000
- Bunga per bulan = Rp 4.000.000 / 12 = Rp 333.333
- Total angsuran per bulan = Rp3.333.333 + Rp333.333 = Rp3.666.666.
3. Bunga Efektif
Metode kembang efektif menghitung kembang berasas sisa pokok pinjaman nan belum dibayarkan. Dengan metode ini, jumlah kembang nan dibayarkan berkurang seiring pelunasan pokok pinjaman.
Bunga efektif dihitung dengan mengalikan sisa pokok pinjaman bulan sebelumnya dengan suku kembang tahunan, kemudian dibagi 360 hari. Bunga efektif biasanya digunakan untuk angsuran dengan jangka waktu menengah hingga panjang, seperti Kredit Pemilikan Rumah (KPR) alias angsuran usaha.
Banyak nan menganggap metode ini lebih setara dibanding kembang flat lantaran kembang dihitung berasas sisa pokok pinjaman nan belum dilunasi. Dengan demikian, jumlah kembang nan dibayarkan bakal semakin mini seiring berkurangnya pokok pinjaman setiap bulan.
Rumus kalkulasi kembang efektif:
Sisa pokok pinjaman bulan sebelumnya × Suku kembang per tahun × (30 hari / 360 hari)
Contoh Perhitungan Bunga Efektif:
Bulan = Angsuran Bunga = Angsuran Pokok = Total Angsuran = Sisa Pinjaman
- 0 = Rp0 = Rp0 = Rp0 = Rp300.000.000
- 1 = Rp2.500.000 = Rp5.000.000 = Rp7.500.000 = Rp295.000.000
- 2 = Rp2.458.333 = Rp5.000.000 = Rp7.458.333 = Rp290.000.000
- 3 = Rp2.416.666 = Rp5.000.000 = Rp7.416.666 = Rp285.000.000
- 4 = Rp2.375.000 = Rp5.000.000 = Rp7.375.000 = Rp280.000.000
- 5 = Rp2.333.333 = Rp5.000.000 = Rp7.333.333 = Rp275.000.000
... ... ... ... ...
Perhitungan ini terus bersambung hingga seluruh pinjaman dilunasi.
4. Bunga Anuitas
Suku kembang anuitas adalah metode nan menyusun angsuran pokok dan kembang agar jumlah angsuran tetap setiap bulan. Pada awal masa kredit, kembang nan dibayarkan lebih besar dibanding pokok pinjaman. Namun, seiring waktu, porsi kembang berkurang dan porsi pokok meningkat. Metode ini sering digunakan dalam KPR alias angsuran investasi jangka panjang.
Nah, itulah tadi penjelasan tentang langkah kalkulasi kembang bank dan perbedaan jenisnya. Semoga membantu, ya!
(aau/fds)