ARTICLE AD BOX
detikai.com, Jakarta - Direktur Utama PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (TWC) Febrina Intan mengatakan, dalam rangka penyelenggaraan Waisak 2569 BE, pihaknya menyiapkan tempat parkir di Kampung Seni Borobudur dan tiga kantong parkir di masyarakat.
"Jadi seluruh parkir terfokus di Kampung Seni Borobudur nan bisa menampung 600 roda empat dan 60 bus serta 200 kendaraan roda dua," ujar Febrina, di Magelang, melansir Antara, Minggu (11/5/2025).
Namun, lanjut dia, ada tiga kantong parkir nan sudah siap di sekitaran Borobudur nan bisa memuat antara 500-600 kendaraan.
Febrina menyampaikan untuk antisipasi andaikan terjadi membludak kendaraan, pihaknya sudah bekerja sama dengan kepolisian untuk mengatur lampau lintas.
Sehingga, kata dia, jangan sampai terjadi simpul-simpul nan bisa membikin macet di sekitar Candi Borobudur ini pada saat kegiatan.
"Kami informasikan di sosial media kami gimana rute-rute nan kudu dilalui, jadi jika orang datang itu kudu ke mana, lewat mana, dan apa nan kudu dilakukan," tandas Febrina.
Wakil Ketua Panitia Waisak Nasional 2569 BE Karuna Murdaya menyampaikan, hormat sosial (baksos) dalam rangka Waisak 2025 bakal diselenggarakan pada tanggal 10-11 Mei 2025.
"Target baksos antara 7.000-8.000 pasien, lebih banyak lebih bagus," terang Karuna.
Ia menyampaikan aktivitas baksos berupa pemeriksaan kesehatan cuma-cuma tetap dilakukan di Taman Lumbini Borobudur, selain operasi katarak kelak dilakukan di rumah sakit.
Sebelumnya, Candi Borobudur kembali menjadi pusat spiritual dan peradaban bumi saat ribuan umat Buddha dari beragam wilayah berkumpul untuk merayakan Hari Tri Suci Waisak 2569 BE/2025.
Momen suci nan memperingati tiga peristiwa krusial dalam kehidupan Siddhartha Gautama—kelahiran, pencerahan, dan parinibbana—akan mencapai puncaknya pada Senin, 12 Mei 2025, dengan nuansa damai, khidmat, dan penuh refleksi.
Umat Indonesia pemeluk kepercayaan Budha di Queens, New York, baru-baru ini meresmikan Stupa patung Buddha berbentuk Relief stupa Candi Borobudur. Stupa ini dibawa dari kota Magelang, Jawa Tengah. Berikut laporan tim VOA dari New York
Ribuan Umat Buddha Rayakan Waisak 2569 BE di Borobudur: Dari Kontemplasi, Lampion, hingga Thudong Ribuan Kilometer
Tahun ini, Waisak mengangkat tema besar 'Tingkatkan Pengendalian Diri dan Kebijaksanaan Mewujudkan Perdamaian Dunia'. Tema ini menjadi landasan beragam aktivitas sosial dan spiritual nan dirangkai sejak awal Mei.
Tak sekadar ritual, Waisak 2025 menjadi panggilan tindakan nyata dalam menjaga kerukunan, kemanusiaan, dan lingkungan hidup.
Suasana Candi Borobudur menjelang Waisak bukan hanya religius, tetapi juga transenden. Sorotan publik tertuju pada Festival Lampion 'Light of Peace' nan bakal menerangi langit Magelang dalam dua sesi, ialah pukul 18.00–20.00 WIB dan 21.00–23.00 WIB. Sebanyak 2.569 lampion bakal dilepaskan ke udara, mencerminkan nomor tahun Buddha Era saat ini.
"Di bawah sinar bulan dan ribuan lampion, umat dan visitor diajak untuk merenung dan merasakan kedamaian sejati nan berasal dari dalam diri," ujar Fatmawati, Ketua Panitia Festival Lampion.
Untuk memperkuat makna visual, MBMI menggandeng Drone Show Indonesia menghadirkan pagelaran sinar nan memvisualisasikan kisah pencerahan Sang Buddha—dari kelahiran, pertapaan, hingga parinibbana.
Semangat Pengorbanan
Di sisi lain, semangat pengorbanan dan kedamaian tampak dari perjalanan 36 Bhikkhu Thudong nan melangkah kaki sejauh 2.763 km dari Thailand menuju Borobudur.
Sejak Februari 2025, mereka menapaki tanah Asia Tenggara, melintasi desa, kota, apalagi tempat ibadah lintas agama. Sambutan hangat penduduk Indonesia, dari masjid hingga gereja, menjadi gambaran kuatnya toleransi di negeri ini.
"Semangat Thudong adalah semangat perdamaian dan ketangguhan spiritual," ujar Kevin Wu, Ketua Panitia Thudong 2025.
Setibanya pada 10 Mei, para bhikkhu disambut dengan dasar kembang di Marga Utama Borobudur, disambut oleh ratusan umat dan Bhikkhu Sangha lainnya.
Membawa nilai welas asih dalam praktik nyata, Waisak 2025 juga menghadirkan tindakan sosial nan masif. Sebanyak 8.000 orang bakal mendapatkan jasa pengobatan cuma-cuma di area II Candi Borobudur pada 10–11 Mei. Layanan ini mencakup operasi gigi, bedah minor, pembagian kacamata, dan konsultasi kesehatan umum.
"Kegiatan ini bukan sekadar pelayanan medis, tapi juga corak nyata cinta kasih kepada sesama," kata Karuna Murdaya, Wakil Ketua Panitia Waisak Nasional.
Tak hanya pusat ibadah, Candi Borobudur sekarang dimaknai sebagai ruang perbincangan spiritual dan budaya nan inklusif. “Borobudur adalah warisan bumi nan hidup. Ia terbuka bagi semua, lintas kepercayaan dan latar belakang,” jelas Wiwit Kasiyati dari Museum dan Cagar Budaya Borobudur.
Borobudur: Simbol Spiritual, Pemersatu Budaya
Hal serupa ditegaskan oleh Bhikkhu Dhammavuddho Thera nan menekankan bahwa seremoni Waisak sejatinya adalah momen transformasi batin, bukan sekadar upacara.
Melalui praktik Saraniya Dhamma, aliran cinta kasih Buddha dijalankan dalam enam bentuk, mulai dari ucapan, pikiran, hingga berbagi dan pandangan moral.
Gelombang peziarah dan visitor nan mencapai 90 ribu orang diperkirakan membanjiri area Borobudur pada 5–13 Mei 2025.
Dari jumlah itu, 12% adalah visitor mancanegara, naik dari 10% tahun lalu. Seluruh hotel dan homestay di area sudah penuh, termasuk Balkondes (Balai Ekonomi Desa) nan mencapai okupansi 100%.
Lebih dari 1.900 UMKM dan 1.000 tenaga kerja lokal terlibat dalam seremoni ini. Pasar Medang datang menyajikan dhaharan lawas, wastra Nusantara, dan kerajinan tangan. Lokakarya, seni pagelaran lintas agama, hingga wellness experience juga digelar, menjadikan Waisak lebih dari sekadar ritual keagamaan.