ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup ambruk dan terkoreksi dalam pada perdagangan hari ini, Selasa (25/2/2025).
Pada penutupan perdagangan, IHSG ambruk 2,41% ke 6.587,09. Sebanyak 490 saham turun, 119 naik, dan 173 stagnan.
Nilai transaksi hari ini mencapai Rp 11,74 triliun nan melibatkan 21,23 miliar saham dalam 1,25 juta kali transaksi.
Mengutip Revinitif, seluruh sektor merah membara hari ini. Real estate turun 3,54%, bahan baku 2,78%, konsumer non-primer 3,36%, utilitas 2,69%, daya 2,24%, konsumer primer 2,53%, finansial 1,61%, teknologi 1,83%, kesehatan 1,02%, dan industri 0,58%.
Dari sisi saham, tiga emiten BUMN menjadi pemberat utama. BBRI berkontribusi 18,44 indeks poin. Lalu BMRI dan TLKM, masing-masing 13,85 indeks poin dan 16,20 indeks poin.
Anjloknya saham-saham emiten BUMN terjadi tepat sehari setelah Presiden Prabowo Subianto meresmikan Danantara, nan mana ketiga emiten tersebut merupakan portofolio awal aset badan pengelola investasi tersebut.
Sementara itu, kebanyakan bursa saham di area Asia Pasifik bergerak di area merah. Meski demikian, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) jadi paling amburadul.
Kejatuhan IHSG hari ini menjadi nan paling jelek di area Asia Pasifik nan kebanyakan terjerembab di area merah. Hanya bursa saham India nan menguat sebesar 0,28%.
Penurunan IHSG disebabkan oleh beragam ketidakpastian nan membikin pelaku pasar condong hati-hati.
Dari luar negeri, Presiden Donald Trump mengatakan pada Senin (24/2/2025) bahwa tarif besar-besaran AS terhadap impor dari Kanada dan Meksiko bakal dilanjutkan ketika penundaan penerapan selama sebulan berhujung minggu depan.
"Tarif tersebut bakal dilanjutkan sesuai jadwal," kata Trump saat ditanya dalam konvensi pers di Gedung Putih apakah tarif nan ditunda untuk kedua mitra jual beli AS tersebut bakal segera diberlakukan kembali, dikutip dari CNBC International.
Presiden menyatakan bahwa AS telah dimanfaatkan oleh negara-negara asing dalam nyaris segala perihal dan menegaskan kembali rencananya untuk menerapkan tarif timbal kembali alias resiprokal nan disebutkan. "Jadi tarif tersebut bakal dilanjutkan, ya, dan kami bakal mengejar banyak perihal nan tertinggal," kata Trump.
Selain itu, Morgan Stanley juga menurunkan ranking saham Indonesia dalam indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI) dari equal-weight (EW) menjadi underweight (UW).
Dalam laporan terbarunya, MSCI mengatakan, langkah ini diambil seiring dengan melemahnya prospek pertumbuhan ekonomi domestik serta tekanan terhadap profitabilitas perusahaan di sektor siklikal.
Morgan Stanley menyoroti pergeseran tren return on equity (ROE) nan sekarang lebih menguntungkan China dibanding Indonesia. Analis menilai bahwa ROE saham-saham di China mulai menunjukkan pemulihan, terutama didorong oleh perbaikan keahlian operasional dan efisiensi neraca finansial pada sektor nan mempunyai berat besar dalam indeks.
Sementara dari dalam negeri, ketidakpastian tetap datang dari sikap pelaku pasar nan tetap condong monitor perkembangan dari badan pengelola investasi, Danantara nan baru diresmikan kemarin Senin (24/2/2025) dan wait and see bank emas nan diresmikan besok Rabu (26/2/2025).
Sebagaimana diketahui, Presiden Prabowo resmi meluncurkan Daya Anagata Nusantara (Danantara) pada Senin (24/2/2025) sebagai badan pengelola investasi baru. Presiden RI Prabowo Subianto menandatangani sejumlah izin nan mengatur tata kelola dan operasional Danantara, termasuk Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2025 dan Keputusan Presiden Nomor 30 Tahun 2025.
Danantara diproyeksikan mempunyai biaya kelolaan (AUM) lebih dari US$ 900 miliar alias sekitar Rp 14.710 triliun, menjadikannya salah satu sovereign wealth fund (SWF) terbesar di dunia.
Namun, peluncuran Danantara juga menimbulkan kekhawatiran di bursa saham. Pasalnya, empat dari tujuh dari BUMN nan tergabung dalam Danantara berstatus perusahaan publik alias terbuka (Tbk). Investor tetap menunggu seperti apa Danantara bakal mengelola empat BUMN nan terbuka.
(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Rupiah Semringah Saat IHSG Terperosok ke Level 6.500-an
Next Article Menguat! Potret Bursa Saham di Hari Pertama Prabowo-Gibran