Bukan Tesla-byd, Mobil Listrik Ala Jepang Ini Ternyata Paling Laku!

Sedang Trending 6 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - Produk otomotif pabrikan Jepang sudah tidak perlu lagi diragukan kualitasnya. Bahkan, permintaan untuk mobil hibrida bensin-listrik Toyota telah membikin para pemasok kewalahan dalam memenuhi kebutuhan produksi.

Banyaknya permintaan tersebut, mengakibatkan terjadinya kekurangan suku cadang dan waktu tunggu nan lebih lama bagi para pembeli. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh empat orang nan mengetahui situasi tersebut.

Melansir Reuters, stok mobil hibrida Toyota di dealer utama, termasuk di Amerika Serikat, Jepang, China, dan Eropa, susah dicari.

Sebagai pemain dominan di pasar mobil hibrida, Toyota menghadapi tantangan besar dalam memenuhi lonjakan permintaan ini. Namun, peningkatan ini juga membuktikan strategi Toyota dalam mempertahankan produksi mobil hybrid terbukti berhasil, meskipun beberapa pesaingnya sebelumnya memprediksi kendaraan listrik berbasis baterai bakal menghilangkan permintaan mobil hibrida.

Sementara itu, berasas info LMC Automotive, penjualan mobil hybrid global, termasuk model plug-in, nyaris meningkat tiga kali lipat dalam lima tahun terakhir, dari 5,7 juta unit menjadi 16,1 juta unit.

Di Eropa, pengguna Toyota sekarang kudu menunggu sekitar 60 hingga 70 hari untuk mendapatkan mobil hibrida baru, nyaris dua kali lipat dari waktu tunggu pada tahun 2020. Model dengan permintaan tertinggi di area ini termasuk Yaris Cross Hybrid dan RAV4 Plug-in Hybrid. Sedangkan di Jepang, waktu tunggu berkisar antara dua hingga lima bulan untuk beragam model, menurut situs web resmi Toyota.

Di Amerika Serikat, stok mobil hibrida juga makin tipis. Seorang sumber mengatakan, di salah satu dealer di Pantai Barat, Prius Hybrid sudah terjual lenyap sejak pertengahan Februari, sementara stok Camry Hybrid sangat terbatas. Di India, waktu tunggu berkisar antara dua hingga sembilan bulan, tergantung pada modelnya.

Reuters mewawancarai 10 tokoh industri, termasuk orang-orang di Toyota dan para pemasoknya, mereka mengungkapkan hambatan saat ini terjadi dalam rantai pasokan mobil hibrida. Toyota menyatakan, permintaan mobil hibrida meningkat secara signifikan di seluruh wilayah dan pihaknya terus berupaya meningkatkan produksi untuk merespons kebutuhan pasar.

"Saat ini, kapabilitas produksi untuk komponen dan suku cadang hibrida dari para pemasok kami dan produksi suku cadang internal kami sejalan dengan rencana produksi tahunan dan kapabilitas perakitan kendaraan kami," kata Toyota dalam pernyataannya, dikutip dari Reuters, Selasa (1/4/2025).

Namun, keterbatasan pasokan tetap menjadi tantangan utama. Beberapa suku cadang penting, seperti magnet nan digunakan dalam komponen hibrida dari pemasok Aisin Corp, mengalami kelangkaan. Hal ini menyebabkan keterlambatan produksi rotor dan stator, nan berakibat pada pasokan motor hibrida ke Toyota. Demikian pula, Denso, pemasok utama dalam grup Toyota, menghadapi keterlambatan pengiriman inverter akibat kemacetan di pemasok lapis kedua dan ketiga.

Menghadapi masalah ini, Toyota mempertimbangkan opsi untuk mencari pemasok baru di India serta memproduksi inverter di negara tersebut. Meski begitu, perusahaan menolak memberikan perincian lebih lanjut mengenai pemasok spesifik nan terlibat dalam upaya ini. Aisin dan Denso juga menolak berkomentar.

Adapun Toyota sendiri telah berinvestasi besar dalam meningkatkan kapabilitas produksinya. Di India, Toyota Kirloskar Motor telah menambah kapabilitas untuk memproduksi 32.000 kendaraan tambahan per tahun dan berencana untuk meningkatkan produksi hingga 100.000 kendaraan lagi. Selain itu, Toyota juga menginvestasikan US$14 miliar untuk pabrik baterai di North Carolina guna memenuhi permintaan kendaraan hibrida.

Di China, meskipun total penjualan Toyota turun 7% pada 2024 dibanding tahun sebelumnya, penjualan kendaraan listriknya nan sebagian besar adalah mobil hibrida justru meningkat 27%.

Pesaing utama Toyota, seperti Hyundai dan Kia, juga menghadapi tantangan serupa dalam meningkatkan produksi mobil hibrida mereka. Seorang sumber menyebut bahwa Hyundai tetap berjuang dengan keterbatasan kapabilitas produksi, sementara dealer Hyundai di Seoul mencatat waktu tunggu untuk SUV Palisade Hybrid mencapai satu tahun. Kia Carnival Hybrid mempunyai waktu tunggu 10 bulan, sedangkan Kia Sorento Hybrid memerlukan waktu sekitar tujuh bulan untuk dikirim ke pelanggan.

Sementara itu, Honda melaporkan permintaan nan kuat untuk mobil hibridanya, terutama di Amerika Utara dan Jepang, tetapi enggan memberikan rincian mengenai waktu pengiriman.

Lebih lanjut, bagi sebagian pelanggan, efisiensi bahan bakar nan ditawarkan oleh mobil hibrida membikin mereka bersedia menunggu lebih lama. Rakesh Kumar, seorang pengusaha di negara bagian Uttar Pradesh, India, akhirnya menerima SUV Toyota Hyryder miliknya pada bulan Maret, nyaris lima bulan setelah melakukan pemesanan.

"Kami sudah punya satu mobil hibrida di keluarga," ujarnya. "Dan saya tahu jarak tempuhnya jauh lebih baik daripada mobil lainnya."


(wia)

Saksikan video di bawah ini:

Video: BYD Resmi Masuk Pasar Tambang Lithium Brazil

Next Article Elon Musk Bikin Malu, Pemilik Tesla Kompak Ambil Langkah Bareng

Selengkapnya