Bukan Sekolah Mahal, Ternyata Ini Rahasia Anak Pintar Menurut Ahli

Sedang Trending 1 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - Setiap orang tua, tentu menginginkan nan terbaik untuk sang buah hati, termasuk mendukung perkembangan otak anak. Sayangnya, tidak sedikit orang tua nan tetap bingung dalam menemukan langkah untuk mengembangkan kepintaran anaknya.

Untuk mewujudkannya, beragam langkah pun mereka lakukan, termasuk memberikan pendidikan di sekolah nan mahal. Kendati demikian, perihal tersebut tidak selalu benar. Sebab, tak ada satupun mahir maupun riset nan menunjukkan bahwa sekolah mahal adalah kunci kesuksesan.

Lantas, aspek apa nan sebenarnya memengaruhi kepintaran dan kesuksesan anak?

Direktur sekaligus pendiri Summer Institute on Diversity di Center for Advanced Study in Behavioral Sciences di Stanford University, Mary C. Murphy, mengungkap bahwa langkah terbaik untuk mendukung perkembangan otak dan diri anak adalah membantu mereka mengangkat pola pikir berkembang (growth mindset) sesering mungkin.

Murphy menjelaskan, jika mempunyai pola pikir berkembang, seseorang bakal percaya jika kapabilitas dan kesempatan untuk belajar tidak bakal terbatas.

Sebaliknya, jika seseorang mempunyai pola pikir tetap (fixed mindset), ialah pandangan bahwa talenta serta keahlian seseorang dari lahir adalah perihal permanen nan tak bisa diubah, maka mereka hanya pasrah dan percaya jika tidak ada perihal nan bisa dilakukan untuk mengubah nasib.

Menurut Murphy, langkah utama untuk membantu anak-anak agar tumbuh sukses adalah mendorong mereka untuk lebih sering menerapkan pola pikir berkembang. Penelitian menunjukkan bahwa perihal ini dapat meningkatkan sikap, keterlibatan, dan keahlian anak-anak.

Pentingnya mengajarkan growth mindset pada anak juga diungkapkan oleh Carol Dweck, mahir parenting sekaligus penulis kitab Mindset: The New Psychology of Success.

Carol mengatakan, "Jika orang tua mau memberikan bingkisan kepada anaknya, perihal terbaik nan bisa dilakukan adalah dengan mengajarkan anaknya untuk menyukai tantangan, tertarik pada kesalahan, menikmati usaha, dan terus belajar."

Berikut adalah contoh skenario growth mindset dan fixed mindset

Growth mindset: Anna baru saja melakukan presentasi di kelas, tapi dia merasa presentasinya tidak melangkah dengan baik. Hal ini membikin Anna ragu untuk berbincang di depan umum lagi. Alih-alih menghindari kesempatan berbincang di depan umum, Emma memutuskan untuk meningkatkan kemampuannya dengan mengikuti klub debat sekolah sehingga dia bisa berlatih lebih banyak. Seiring berjalannya waktu, kepercayaan diri dan kemampuannya meningkat.

Fixed mindset: Tina mendapat masukan dari gurunya tentang tulisannya. Ia menanggapi kritik itu secara individual dan berasumsi bahwa kritik itu berfaedah dia bukan penulis nan baik. Alih-alih menggunakan umpan kembali itu untuk memperbaiki diri, Tina malah frustrasi dengan kemampuannya menulis.


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article 5 Tips Mendidik Anak agar Otaknya Berkembang dari Ahli Harvard

Selengkapnya