Brin Dan Bmkg Ungkap Kapan Lebaran Idulfitri 2025, Cek Jadwalnya

Sedang Trending 20 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - Kementerian Agama bakal menggelar Sidang Isbat untuk menentukan 1 Syawal 1446 Hijriah pada Sabtu, 29 Maret 2025. Sementara itu, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mempunyai prediksi masing-masing mengenai perihal ini.

Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika BRIN, Thomas Djamaludin, menyebut posisi Bulan di Indonesia tetap berada di bawah ufuk saat Maghrib pada 29 Maret. Kondisi ini membikin bulansabit tidak dapat terlihat sehingga 1 Syawal tidak bisa ditetapkan pada 30 Maret 2025.

Ketentuan tersebut merujuk pada kriteria Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) nan digunakan oleh pemerintah dan ormas Islam. Selain itu, kondisi ini juga tidak memenuhi kriteria wujudul bulansabit nan menjadi pedoman Muhammadiyah dalam menentukan awal bulan hijriah.

Sesuai kesepakatan MABIMS, awal bulan hijriah hanya dapat ditetapkan jika tinggi bulansabit minimal 3 derajat dan elongasi minimal 6,4 derajat. Dengan posisi Bulan nan tetap di bawah ufuk pada 29 Maret, maka Lebaran 1446 Hijriah diperkirakan bakal dirayakan secara serempak pada 31 Maret 2025.

"Pada saat maghrib 29 Maret posisi Bulan di Indonesia di bawah ufuk. Artinya, tidak memenuhi kriteria MABIMS nan digunakan Pemerintah dan ormas-ormas Islam serta tidak memenuhi kriteria Wujudul Hilal nan digunakan Muhammadiyah," sebagaimana disebut Thomas, dikutip dari CNNIndonesia.com, Sabtu (22/3/2025).

Meski demikian, Thomas mengimbau masyarakat untuk tetap menunggu hasil resmi dari Sidang Isbat nan bakal digelar pemerintah pada 29 Maret. Keputusan akhir bakal tetap berjuntai pada hasil rukyatul bulansabit nan dilakukan di beragam wilayah Indonesia.

BMKG juga mencatat bahwa ketinggian bulansabit pada 29 Maret 2025 di Indonesia berkisar antara -3,29 derajat di Merauke, Papua hingga -1,07 derajat di Sabang, Aceh. Sementara itu, pada 30 Maret 2025, ketinggian bulansabit diperkirakan antara 7,96 derajat di Merauke hingga 11,48 derajat di Sabang.

BMKG turut melaporkan elongasi geosentris, ialah jarak perspektif antara piringan Bulan dan pusat piringan Matahari, nan diamati dari permukaan Bumi. Pada 29 Maret 2025, elongasi berkisar antara 1,06 derajat di Kebumen, Jawa Tengah hingga 1,61 derajat di Oksibil, Papua.

Sedangkan pada 30 Maret 2025, elongasi di Indonesia diperkirakan berkisar antara 13,02 derajat di Merauke hingga 14,83 derajat di Sabang.


(fab/fab)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Digitalisasi, Perbaiki Tata Kelola Administrasi - Cegah Korupsi

Selengkapnya