Bos Unilever Buka-bukaan Soal Dampak Tarif Trump

Sedang Trending 5 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) meyakini tarif impor tinggi nan ditetapkan Amerika Serikat (AS) kepada puluhan negara bumi tidak signifikan mempengaruhi keahlian perseroan. Pasalnya, produk-produk Unilever sebagian besar diproduksi dan didistribusikan di pasar domestik.

Presiden Direktur UNVR Benjie Yap mengatakan 95% produksi dilakukan di Indonesia. Ia mengatakan, tarif AS tidak 100% mengisolasi produk-produk milik Unilever. "Hal ini memberikan kami dasar nan baik untuk setidaknya membatasi dampaknya," kata Benjie dalam konvensi persnya nan diikuti secara virtual, Kamis (24/4/2025).

Namun, Benjie tak menampik adanya ketidakpastian pasar usai Trump mengumumkan tarif ke puluhan negara. Meski begitu, dia telah menyiapkan beberapa langkah mitigasi untuk menekan akibat ketidakpastian tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pertama, perseroan hendak memperkuat produk utama Unilever dan memperluas jangkauan pasar. Langkah ini tidak hanya dilakukan untuk menekan akibat ketidakpastian pasar global, melainkan juga memperkuat pasar domestik.

"Kami dapat konsentrasi pada kantong-kantong pertumbuhan di mana pertumbuhan itu tersedia sehingga kami dapat memaksimalkan pertumbuhan untuk keseluruhan populasi," jelasnya.

Benjie menjelaskan, perseroan berkomitmen menjalankan strategi reset untuk membangun fondasi nan lebih kokoh untuk pertumbuhan berkelanjutan. Diketahui, Unilever membukukan untung bersih sebesar Rp 1,2 triliun di kuartal I 2025. Laba bersih perseroan meningkat 244,7% dibandingkan Kuartal IV 2024.

Sementara itu, Unilever juga mencatat penjualan bersih sebesar Rp 9,5 triliun di kuartal I 2025. Penjualan domestik perseroan juga meningkat 21,6% dibandingkan kuartal IV 2024, kendati tercatat melemah 6,6% dibanding kuartal I 2024.

Ke depan, Benjie mengatakan prioritas utama perseroan adalah meningkatkan produk utama nan berkelanjutan, peningkatan penjualan digital, memperluas distribusi, serta eksekusi pasar nan disiplin.

"Kami juga bakal terus berfokus pada program pengaturan ulang biaya untuk melindungi marjin untung kotor. Kami percaya upaya ini bakal memberikan landasan nan lebih kuat bagi pertumbuhan nan konsisten, kompetitif, menguntungkan, dan bertanggung jawab. Transformasi ini bakal memerlukan waktu, kami berambisi dapat memandang faedah nyata pada paruh kedua tahun ini," tutupnya.

(kil/kil)

Selengkapnya