ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Sejumlah ritel modern tetap menjajakan beras premium nan diduga dioplos. Setidaknya, terdapat empat produsen beras nan diperiksa Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dittipideksus) Bareskrim Polri, ialah Wilmar Group, PT Food Station Tjipinang Jaya, PT Belitang Panen Raya, dan PT Sentosa Utama Lestari (Japfa Group).
Merek-merek dari produsen ini terpantau tetap beredar bebas di sejumlah ritel modern. Berdasarkan pantauan detikaicom, beberapa merek seperti Sania milik Wilmar Group hingga Raja Platinum dan Raja Ultima milik PT Belitang Panen Raya.
Menanggapi perihal tersebut, Direktur Corporate Affairs PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) alias Alfamart sekaligus Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Solihin mengatakan ritel modern saat ini susah mendapatkan suplai beras dan jauh berada di bawah permintaan konsumen. Di sisi lain, dia juga menekankan peritel hanya berkontrak dengan para produsen beras.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita membeli atas satu perjanjian. Di dalam pembelian perjanjian itu jelas tertera berasnya kategori premium. Di dalam perusahaan, membeli alias perjanjian kepada produsen, dalam perihal ini supplier maupun prinsipal nan menjual beras kepada kita, jelas beras itu beras premium," ungkap Solihin saat dihubungi detikaicom, Senin (14/7/2025).
Sejauh rumor tersebut bergulir, Alfamart telah mengusulkan komplain kepada sejumlah produsen nan diduga mengoplos beras. Ia juga mengaku siap jika terdapat patokan nan mewajibkan ritel modern menarik beras nan terbukti mengoplos beras.
"Kalau ada ketentuan dari siapapun nan berkuasa menyatakan bahwa produk ini ditarik, saya siap, tapi sekali lagi, beras itu kan makanan pokok kita, tapi saya juga sebagai peritel nggak mau merugikan masyarakat," jelasnya.
Solihin menambahkan, pihaknya juga tengah berkoordinasi dengan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi untuk merumuskan skema pemenuhan stok beras bagi peritel modern. Apalagi dalam kondisi terpaan rumor pengoplosan beras.
"Berkaitan dengan itu (dugaan pengoplosan beras) biarkan lah abdi negara penyidik, petugas, nan melakukan penyelidikan terhadap (beras) nan dikatakan oplosan, lantaran kita sebagai peritel, minta maaf, kadar airnya seperti apa, bisa nggak kita tahu. Itu kan kudu dibuka barangnya, kita kan nggak pernah buka selama ini. Itu dalam kemasan," pungkasnya.
Beras Diduga Oplosan Beredar di Toko Ritel
Berdasarkan pantauan detikaicom di sekitar Jakarta Selatan, sejumlah merek dari para produsen beras tersebut tetap dijual bebas di sejumlah toko ritel modern. Salah satunya di Alfamidi sekitar Jalan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Toko ritel modern ini tetap menjual beras merek Raja Ultima dan Raja Platinum milik PT Belitang Panen Raya. Kedua merek ini memuat keterangan berat sebesar 5 kg. Sementara untuk harga, Raja Platinum dibanderol Rp 74.000 dan Raja Ultima Rp 74.500.
Kemudian detikaicom kembali menelusuri merek-merek beras dari produsen tersebut di area Palmerah Barat. Berdasarkan tinjauan detikaicom, salah satu ritel modern Alfamart memasang label nilai untuk beras merek Sania seharga Rp 74.500 per 5 kg. Beras merek Sania milik Wilmar Group.
Sementara untuk di area Patal Senayan, Palmerah, detikaicom tidak menemui merek-merek beras dari produsen nan tengah diperiksa mengenai dugaan pelanggaran mutu dan takaran.
Berikutnya, di Indomaret area Palmerah Barat kebanyakan menjual merek sendiri ialah Beras Pandan Wangi, Beras Ramos, Beras Kepala Super, SPHP, dan PT Unifood Candi Indonesia bermerek Larisst.
(ara/ara)