Bos Ojk Ungkap Ihsg Sempat Tertekan Dan Loyo, Kini Kondisinya Stabil

Sedang Trending 5 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan keahlian Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat mengalami guncangan pada triwulan pertama tahun ini. Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan, saat ini kondisi pasar saham Indonesia mulai menunjukan perbaikan.

Menurutnya, secara menyeluruh, perkembangan keahlian pasar modal pada triwulan I nan menunjukan guncangan tinggi dapat membaik pada triwulan II.

"Perkembangan lebih stabil dan sampai akhir Juni 2025 nan baru lewat bahwa kondisi pasar modal nan sempat terpuruk di triwulan I dan membaik ditutup dengan melemah 2,15%," ujarnya saat rapat dengan Komisi XI di gedung DPR RI Jakarta, Kamis (3/7/2025).

Sebaliknya, kata Mahendra, di pasar obligasi menunjukkan penguatan dan ditutup dengan pertumbuhan sebesar 5,43%.

Sementara, lanjutnya, keahlian penawaran umum di pasar modal hingga akhir Juni 2025 penggalangan biaya di pasar modal alias fund rising mencapai Rp 142,6 triliun. Capaian tersebut bagian dari sasaran tahun ini nan sebesar Rp 200 triliun.

Sebelumnya, Mahendra Siregar menilai gejolak geopolitik dunia tetap berjalan dan memberi tekanan pada pasar, termasuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Akan tetapi pelaku pasar sekarang dinilai sudah lebih matang dalam mencerna kondisi tersebut sehingga tidak lagi bereaksi secara panik.

Mahendra menyebut ketidakpastian global, instabilitas geopolitik, dan pergerakan biaya nan tidak terprediksi tetap menciptakan volatilitas pasar. Perang di Ukraina belum usai, bentrok Gaza tidak membaik, sekarang ditambah akibat dari ketegangan antara Iran dan Israel.

Selain itu, perang jual beli nan terus bersambung menunjukkan bahwa kondisi objektif belum banyak berubah. Meski begitu, intensitas akibat dari beragam bentrok tersebut bisa meningkat dan berakibat pada pasar.

Menurutnya, perbedaan signifikan saat ini terletak pada keahlian pelaku pasar untuk mencerna akibat secara lebih realistis. Investor tidak lagi memandang gejolak dunia dengan kepanikan, melainkan dengan kalkulasi nan lebih matang terhadap langkah nan perlu diambil.

"Sehingga perilaku nan dimunculkan dari keahlian nan sudah bisa mencerna perkembangan tadi itu, mewujudkan suatu tingkat nan lebih stabil alias lebih pasti di dalam aktivitas dalam perihal ini tadi disebutkan pergerakan IHSG misalnya alias hal-hal lain, nilai tukar dan juga beberapa parameter lain," kata Mahendra dalam aktivitas Power Lunch, Economic Update detikai.com.

Meski pasar lebih stabil, OJK tetap menyiapkan langkah antisipatif jika volatilitas kembali meningkat. Salah satunya adalah kebijakan auto halt nan tetap diaktifkan jika terjadi goncangan nilai nan terlalu sigap ke bawah.

Selain itu, OJK tetap membatasi praktik short selling untuk menjaga stabilitas pasar. Di sisi lain, OJK mendorong kehadiran penanammodal institusional seperti biaya pensiun, asuransi, dan lembaga BUMN untuk memperkuat struktur pasar modal.


(rob/wur)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Pelaku Pasar Modal Solid, IHSG Langsung Terbang 4%

Selengkapnya