ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) bakal membikin pekerjaan manusia menghilang. CEO produsen chip terkemuka bumi Nvidia, Jensen Huang menyebut kondisi ini bisa terjadi jika penemuan dalam pekerjaan manusia menurun.
"Jika bumi kehabisan buahpikiran dan peningkatan produktivitas berfaedah hilangnya pekerjaan," kata Huang dikutip dari CNN, Sabtu (12/7/2025).
Ia meyakini tanpa ambisi baru, produktivitas nan menurun, potensi berkurangnya lapangan kerja sangat mungkin terjadi. Meski begitu, Huang percaya bahwa selama perusahaan memunculkan ide-ide segar, tetap ada ruang lapangan kerja untuk berkembang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hal dasarnya adalah, apakah kita tetap mempunyai lebih banyak buahpikiran nan tersisa di masyarakat? Dan jika ya, jika kita lebih produktif, kita bakal bisa berkembang," ujarnya.
Peningkatan investasi AI dalam beberapa tahun terakhir telah menimbulkan kekhawatiran tentang apakah teknologi tersebut bakal menakut-nakuti lapangan kerja di masa depan.
"Pekerjaan semua orang bakal terpengaruh. Beberapa pekerjaan bakal hilang. Banyak pekerjaan bakal tercipta dan nan saya harapkan adalah peningkatan produktivitas nan kita lihat di semua industri bakal mengangkat masyarakat," terang Huang.
Meski demikian, menurut Huang, dengan adanya AI sejumlah pekerjaan baru bakal muncul. Ia menyebut kemajuan teknologi dapat memfasilitasi terwujudnya buahpikiran baru, cara-cara nan dapat kita gunakan untuk membangun masa depan nan lebih baik.
Nvidia juga merupakan salah satu perusahaan nan memimpin revolusi AI. Produsen chip nan berbasis di Santa Clara, California ini telah digunakan untuk mendukung pusat info nan digunakan perusahaan-perusahaan seperti Microsoft, Amazon, dan Google untuk mengoperasikan model AI dan jasa cloud mereka.
Namun, banyak survei menyebut bakal banyak perusahaan menggunakan AI. Survei 2024 dari perusahaan penyedia tenaga kerja Adecco Group menyebut AI bakal mengurangi jumlah pekerja di ribuan perusahaan selama lima tahun ke depan.
Sebuah survei nan dirilis pada Januari dari Forum Ekonomi Dunia menunjukkan 41% perusahaan berencana untuk mengurangi jumlah tenaga kerja mereka pada 2030 lantaran otomatisasi AI. Kecerdasan buatan juga kemungkinan bakal mengubah langkah kerja.
Menurut survei 2024 oleh Duke University dan Bank Sentral Federal Atlanta dan Richmond dari separuh perusahaan besar AS mengatakan mereka berencana menggunakan AI untuk tugas-tugas nan sebelumnya dilakukan oleh karyawan, seperti bayar pemasok alias membikin faktur.
(ada/ara)