Bos Digital Telkom Buka-bukaan Tantangan Dan Peluang Ai Di Ri

Sedang Trending 3 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - Artificial Intelligence (AI) menyita banyak perhatian dan membikin banyak raksasa teknologi ikut berkompetisi dalam industri tersebut. Bahkan dua negara Amerika Serikat (AS) dan China nan terlibat dalam perang teknologi, juga menjadi nan terdepan mengembangkannya.

Direktur Digital Business Telkom Muhammad Fajrin Rasyid menilai AI bakal berdampak pada seluruh lini bisnis. Bukan hanya untuk perusahaan teknologi namun juga beragam sektor.

"Yang jelas jika kita memandang teknologi artificial intelligence alias AI adalah teknologi nan menurut saya sangat berpengaruh terhadap seluruh lini bisnis.Tidak hanya perusahaan teknologi, tapi perusahaan di beragam sektor," jelasnya , dalam Profit detikai.com, Senin (17/2/2025).

Dia menekankan untuk masyarakat dan seluruh perusahaan siap menerapkan teknologi tersebut. Mulai dari untuk mendukung efisiensi operasional maupun menciptakan kesempatan baru untuk perusahaan.

Fajrin memandang AI berakibat positif pada perusahaan seperti peningkatan pendapatan untuk perusahaan nan menggunakan jasa berbasis AI. Selain itu juga bakal ada efisiensi pada aktivitas operasional di dalam perusahaan.

"Ini mungkin tidak meningkatkan revenue baru tetapi ini bisa meningkatkan efisiensi dalam rangka misalnya menurunkan CAPEX, menurunkan OPEX meningkatkan kecepatan jasa meningkatkan performansi ataupun otomasi nan dilakukan di dalam menghadirkan jasa kepada si customer tadi sehingga meskipun tidak menghasilkan revenue alias top line ini bisa meningkatkan bottom line lantaran dalam rangka tadi bisa meningkatkan alias mengefisiensikan cost nan terkait," jelas `kata Fajrin nan juga Chairman Fordigi BUMN.

AI tak gantikan manusia

Satu perihal nan kerap menghantui soal perkembangan AI adalah teknologi tersebut bisa menggantikan manusia. Namun pandangan itu dipatahkan beberapa orang, termasuk Fajrin.

"Ada istilah nan saya suka bahwa apakah AI ini bakal menggantikan pekerjaan manusia? Dalam waktu dekat mungkin tidak. Tapi nan terjadi adalah orang nan mengerti AI bakal menggantikan orang nan tidak mengerti AI," kata Fajrin.

Dia menjelaskan AI menyentuh ke beragam industri. Jadi kita sebagai pengguna kudu memanfaatkannya dengan baik alias bisa ketinggalan.

Karena jika bukan kita, maka ada banyak pesaing dan status baru nan memanfaatkannya. Pada akhirnya bisa menghalangi perkembangan upaya kita.

AI bukan hanya mengenai AI engineer alias info scientist. Namun Fajrin mengatakan teknologi itu mengenai gimana bisa meningkatkan upaya alias pekerjaan seseorang.

"Tetapi apapun pekerjaan Anda,apapun upaya Anda rasanya AI bakal bisa mengenhance upaya ataupun pekerjaan Anda tadi.Jadi paling tidak, apakah Anda misalnya seorang master begitu ya master nan dibantu oleh AI itu bakal punya kesempatan nan lebih besar sukses dibandingkan dengan master nan tidak mengerti AI," jelasnya.

Dia juga sempat menyinggung soal kesiapan talenta digital. Di BUMN sendiri sudah ada 300 ribu talenta dengan kapabilitas digital alias nyaris 30% dari total keseluruhan karyawan.

Dari segi jumlah memang sudah banyak. Namun ini tetap perlu ditingkatkan dari sisi kualitasnya. Misalnya mengenai AI jangan hanya memahami dari sisi luarnya saja. Kalau bisa juga mendalami hingga menjadi master dalam bagian tersebut.

"Makanya dalam beberapa perusahaan teknologi termasuk startup ada beberapa talenta senior nan memang tetap kudu hire dari luar negeri. Kenapa? Karena di Indonesia belum ada talenta tersebut.Senior AI alias senior cyber security begitu ya. Sedangkan di startup tadi alias di perusahaan teknologi tadi membutuhkan," ungkap Fajrin.

Dia optimistis ke depannya masalah ini bisa diatasi. "Nah ini nan menjadikan kita berbareng nan mudah-mudahan dalam waktu beberapa tahun ke depan bisa kita atasi juga," tutur Fajrin.


Kita juga perlu meningkatkan skil. Karena dia memandang kebanyakan posisi nan muncul memerlukan skill middle-to-skill dan bakal menggantikan middle-to-low

"Bagaimana kita kemudian memastikan masyarakat, tidak hanya tenaga kerja BUMN saja begitu ya, terutama nan middle to low nan tergantikan tadi, bisa upgrade ke middle to high nan nantinya dibutuhkan di bumi kerja. Otherwise, bakal ada mismatch di sana," ucapnya.

Banyak sisi

Fajrin menjelaskan pembangunan keahlian AI itu kudu dilakukan dengan kerjasama semua pihak. Salah satunya dari tataran kampus.

"Saya memandang cukup banyak kampus juga nan sudah mulai mengenalkan mengenai dengan artificial intelligence. Ada beberapa nan mengenalkan paling tidak menjadi mata kuliahnya," kata Fajrin.

Industri juga punya peranan penting. nan untuk menyediakan posisi nan sebelumnya belum terdefinisikan.

Namun dia memandang tetap ada perusahaan nan belum sadar kebutuhan sejumlah posisi. Ini semestinya menjadi tugas mereka untuk tetap tahu soal perkembangan teknologi termasuk posisi pekerjaan.

"Analoginya 100 tahun lampau sebelum ditemukan mobil orang enggak kebayang ada pekerjaan namanya pengemudi taksi. Nah dengan adanya AI ini sangat mungkin ada pekerjaan-pekerjaan nan sebelumnya kita belum definisikan. Belum kita bayangkan," jelasnya.

"Nah ini kita kudu ready dari sisi perusahaan untuk bisa menyiapkan role-role tadi dan dari sisi katakanlah kampus ataupun pihak nan mengenai untuk tuk menyiapkan talenta untuk bisa nyambung dengan kebutuhan tadi," imbuhnya.


(dem/dem)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Contek China, Ini Syarat RI Majukan Industri AI Generatif Lokal

Next Article Telkom Gandeng IBM Kebut Adopsi AI di Indonesia

Selengkapnya