ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Seorang bocah berumur 12 tahun di South Carolina, Amerika Serikat meninggal akibat terinfeksi amoeba pemakan otak saat berenang di danau.
Prisma Health Children's Hospital-Midlands, rumah sakit nan menangani pasien tersebut mengonfirmasi bahwa bocah malang itu meninggal lantaran Primary Amebic Meningoencephalitis (PAM), jangkitan otak langka namun seringkali berakibat fatal nan disebabkan oleh organisme Naegleria fowleri.
Menurut Departemen Kesehatan Masyarakat South Carolina, paparan amoeba ini kemungkinan terjadi di Danau Murray, Colombia. Para pejabat kesehatan mengatakan ini adalah kasus pertama amuba pemakan otak di South Carolina sejak tahun 2016.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dr Anna-Kathryn Burch, master penyakit menular anak di rumah sakit tersebut menjelaskan bahwa jangkitan ini sangat fatal, dengan sebagian besar kasus di Amerika Serikat berhujung dengan kematian.
"Lebih dari 97% kasus nan terjadi sejak tahun 60-an berhujung fatal," ungkapnya dikutip dari CBS News.
Dr Burch menjelaskan bahwa jangkitan terjadi ketika air bertekanan masuk ke hidung dan bisa menembus hingga ke otak. Ini bisa terjadi saat beraktivitas di air tawar hangat seperti danau, sungai, alias mata air panas, tempat amoeba ini berkembang biak.
Amoeba pemakan otak umumnya ditemukan di perairan tawar hangat seperti danau, sungai, dan sumber air panas. Amoeba ini juga hidup di kolam renang nan kurang terawat alias minim klorin, dan tinggal di kediaman tersebut untuk menyantap bakteri.
Infeksi amoeba pemakan otak sangat jarang terjadi, tetapi nyaris selalu berakibat fatal. Gejala biasanya muncul dalam satu hingga 12 hari setelah terpapar dan dapat meliputi sakit kepala, demam, mual, muntah, leher kaku, kejang, dan perubahan kondisi mental.
(kna/kna)