ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com --
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan kebakaran rimba dan lahan (karhutla) sudah meluas hingga wilayah Sumatra Utara dan Sumatra Barat.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menjelaskan, karhutla di Sumatra Barat terjadi di Kabupaten Lima Puluh Kota. Kebakaran itu melahap sekitar satu hektare lahan wilayah Nagari Solok Bio-Bio.
"Kebakaran rimba dan lahan (karhutla) terjadi di Nagari Solok Bio-Bio, Kecamatan Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatra Barat, pada Kamis (10/7) pukul 20.00 WIB," ujar Abdul dalam keterangan resmi pada Sabtu (12/7).
"Pemadaman susah dilakukan lantaran titik api berada di tebing curam. Upaya pemadaman terus dilanjutkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat," sambungnya.
Kondisi serupa juga melanda Kabupaten Padang Lawas Utara, Sumatra Utara. Menurut info BPBD, total luas lahan nan terbakar mencapai 9 hektare di dua kecamatan.
Abdul mengatakan, karhutla di area itu terjadi pada Jumat (11/7). Api kemudian sudah sukses dipadamkan pada hari nan sama. Ia pun merinci letak kebakaran itu terjadi di Desa Mompang II Simpang dan Desa Pasir Ampolu Hopong.
"Api sukses dipadamkan pada hari nan sama (11/7), berkah koordinasi BPBD dan masyarakat," ungkap Abdul.
BNPB kemudian mengimbau pemerintah wilayah setempat dan masyarakat untuk tetap waspada. Antisipasi karhutla juga dapat dilakukan sejak awal oleh pemangku kebijakan dan pihak-pihak lain.
BNPB juga mengimbau BPBD setempat dapat mengerahkan upaya pemadaman nan efektif sejak awal sebelum terjadinya titik api.
"Mengantisipasi karhutla sejak dini, unsur pentahelix sangat berkedudukan untuk upaya pencegahan awal sebelum munculnya titik api dan penyebarannya nan lebih luas," ujarnya.
Menurutnya, upaya pemadaman nan efektif semestinya dilakukan sejak awal sebelum terbentuknya titik api.
Pulau Sumatra merupakan salah satu area di Indonesia nan mempunyai akibat tinggi karhutla. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) apalagi sempat memprediksi kenaikan potensi karhutla selama 2025.
Menurut penjelasan BMKG pada Mei 2025, akibat karhutla menengah hingga tinggi ditemukan di beberapa area di Riau dan Sumatra Utara pada April-Mei 2025.
Risiko itu meningkat signifikan di Riau, Sumatra Utara, Jambi, dan sekitarnya pada Juni. Risiko itu apalagi meluas ke Kalimantan, Nusa Tenggara, dan Papua pada Juli-September 2025.
(frl/asr)