Bi Rate Turun, Kredit Bni Berpeluang Meroket! Ini Buktinya

Sedang Trending 8 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - Bank Indonesia (BI) resmi memangkas suku kembang referensi alias BI Rate sebesar 25 bps menjadi 5,50% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) nan diselenggarakan 20-21 Mei 2025. Sebelumnya, BI Rate sempat ditahan di level 5,75% pada April 2025 lalu.Bersamaan dengan itu, suku kembang Deposit Facility juga mengalami penurunan menjadi sebesar 4,75%. Suku kembang Lending Facility pun ikut turun menjadi 6,25%.

Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta menilai langkah nan dilakukan BI tersebut sudah tepat. Hal ini bermaksud untuk meningkatkan pertumbuhan angsuran secara optimal dan berkualitas, sehingga pada akhirnya perekonomian Indonesia dapat tumbuh lebih baik pada sisa 2025.

"Jadi pertumbuhan angsuran itu kudu berkualitas, seperti angsuran konsumer alias juga angsuran korporasi. Nah, ini jika misalnya jika tren penurunan suku kembang referensi dari Bank Indonesia terus bersambung ya semestinya pertumbuhan angsuran bisa double digit," ungkap Nafan saat dihubungi detikai.com, Rabu (21/5/2025).

Dengan begitu Nafan meyakini kondisi perbankan bisa semakin baik lagi ke depannya, khususnya bank-bank BUMN. Contohnya saja PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) alias BNI. Ketika suku kembang referensi tetap di level nan tinggi, BNI bisa mencatatkan keahlian penyaluran angsuran nan positif.

Sebagai pengingat, pada kuartal I-2025, BNI sukses membukukan pertumbuhan angsuran 10,1% year on year (yoy) dengan total penyaluran angsuran sebesar Rp 765,47 triliun. Angka ini turut didorong oleh didorong oleh angsuran korporasi nan tumbuh 16% yoy menjadi Rp 433,4 triliun.

Selain itu, angsuran konsumer BNI juga tumbuh 13% yoy menjadi Rp 144,9 triliun dan menjadi kontributor angsuran terbesar bagi BNI pada kuartal I-2025, setelah angsuran korporasi. Pertumbuhan tertinggi pada segmen angsuran konsumer ini berasal dari individual loan nan meningkat 13,7% dan angsuran pemilikan rumah (KPR) nan bertumbuh 12,5% secara tahunan.

Nafan menyebut, potensi BNI untuk mengangkat keahlian angsuran konsumer selepas kuartal pertama cukup terbuka, apalagi suku kembang referensi telah dipangkas. Salah satu strategi nan bisa dimanfaatkan BNI adalah menawarkan paket angsuran nan menarik bagi para nasabah. Tawaran angsuran ini bisa mencakup angsuran KPR, angsuran pemilikan apartemen (KPA), angsuran kendaraan bermotor, angsuran pendidikan, angsuran liburan, dan lain-lain.

Dia juga menambahkan, andaikan pertumbuhan positif angsuran BNI berlanjut, maka perihal itu bakal berakibat baik bagi keahlian finansial emiten tersebut pada sisa tahun 2025, terutama dari sisi pertumbuhan keuntungan margin.

"Jadi kelak ada potensi peningkatan keuntungan margin dari BNI itu sendiri untuk ke depannya. Ya di situlah jika bisa double digit, berfaedah memang secara keahlian kuartal satu saja sudah double digit. Jadi memang jika double digit, berfaedah otomatis diharapkan kudu mengalami peningkatan secara progresif," jelas Nafan.

Nafan merekomendasikan accumulative buy saham BBNI dengan sasaran nilai di kisaran level Rp 4.440 per saham sampai Rp 5.500 per saham.


(dpu/dpu)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Q1-2025, Laba BBNI Tembus Rp 5,38 Triliun

Next Article BNI (BBNI) Bidik Kredit Tumbuh Hingga 13%, Ditopang Sektor Ini

Selengkapnya