ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com --
Badan Gizi Nasional (BGN) mengungkapkan beberapa perihal nan bakal dilakukan menyusul 223 siswa dari TK hingga SMA keracunan usai menyantap makan bergizi gratis (MBG) di Kota Bogor, Jawa Barat.
Kepala BGN Dadan Hindayana jajarannya bakal lebih selektif memilih bahan baku MBG hingga mengatur ulang waktu penyiapan hingga pengiriman makanan kepada siswa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami menetapkan beberapa langkah. Pertama lebih selektif dalam pemilihan bahan baku," kata Dadan, di Gedung Ombudsman, Rabu (14/5)
"Kemudian, kami bakal memendekkan waktu antara penyiapan dan processing, termasuk menyiapkan untuk delivery. Itu kami bakal perpendek," ungkapnya.
Dadan menjelaskan bahwa memperpendek waktu proses pengiriman MBG dari satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) ke sekolah bakal diperketat mekanismenya.
"Karena ada kejadian, delivery-nya tepat waktu, tetapi lantaran ada aktivitas di sekolah, makannya agak terlambat, sehingga makanan itu terlalu lama disimpan. Nah sekarang kami perketat," katanya.
[Gambas:Video CNN]
Selain itu, dia mengatakan bahwa BGN bakal memperketat dibawa pulangnya seporsi MBG oleh penerima sasaran ke rumahnya.
"Kan selama ini ada anak nan mau bawa pulang ke rumah. Nah ini mungkin kami sudah kudu perketat agar tidak terjadi, lantaran masakan ini kan ada pemisah waktunya untuk konsumsi," jelasnya.
Ia juga mengatakan, BGN bakal melatih ulang petugas satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) agar kewaspadaan terhadap kualitas makanan dapat ditingkatkan, dan dijaga.
"Supaya rutinitas itu tidak membiuskan mereka dan kelancaran nan selama ini juga tidak membikin mereka terninabobokan, sehingga mereka selalu meningkatkan kualitas pelayanan dan tetap menjaga kualitasnya," katanya.
Hingga Senin (12/5), 223 siswa dari TK hingga SMA di Kota Bogor tercatat mengalami keracunan usai menyantap MBG. Beberapa dari mereka menjalani rawat inap di RS.
Situasi itu membikin Pemerintah Kota Bogor menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB). Pemkot meminta siswa nan terdampak untuk segera berobat ke rumah sakit.
Wali Kota Bogor Dedie A Rachim mengatakan penetapan KLB, diperlukan untuk menindaklanjuti penanganan korban keracunan. Dia juga memastikan biaya pengobatan siswa korban keracunan gratis.
"Atas kejadian ini, Pemkot Bogor telah menetapkan status KLB. Jumat itu kami tetapkan KLB agar siapa pun nan terdampak, terindikasi keracunan silakan berobat ke rumah sakit," kata Dedie.
(antara/chri)