Berbagai Peristiwa Sebelum Hasan Nasbi Mundur Sebagai Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan

Sedang Trending 6 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX
  • Berita

  • Politik

Rabu, 30 April 2025 - 03:30 WIB

Jakarta, detikai.com – Hasan Nasbi memutuskan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan alias Presidential Communication Office, PCO. Surat pengunduran diri Hasan ditanda tanganinya terhitung 21 April 2025, dan disampaikan ke Presiden Prabowo Subianto melalui Mensesneg dan Seskab.

Dari penjelasan resmi Hasan Nasbi, pilihan pengunduran diri tersebut tidak lantaran dorongan publik, seperti nan mencuat beberapa waktu lalu. Tetapi dia mengaku lantaran ada sesuatu nan di luar kendali dirinya.

"Sudah pernah saya sampaikan kepada halayak dalam beberapa tayangan podcast bahwa jika ada sesuatu nan sudah tidak bisa lagi saya atasi alias jika ada persoalan nan sudah di luar keahlian saya, maka tidak perlu ribut-ribut, tidak perlu heboh-heboh, kita pun kudu tahu diri dan kemudian mengambil keputusan untuk menepi," jelas Hasan dalam video pengunduran dirinya.

Presiden Prabowo Subianto, melantik Hasan Nasbi pada 21 Oktober 2024. Pengangkatan kembali Hasan tertuang dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 141 Tahun 2024 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan.

Sebelum Hasan memutuskan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan alias PCO, ada sejumlah peristiwa nan terjadi. Apa saja?

Pernyataan Kontroversi Soal Kiriman Kepala Babi ke Tempo

Tempo dan salah satu jurnalisnya, Francisca Christy Rosana, nan merupakan wartawan desk politik dan host Bocor Alus Politik, mendapatkan kiriman kepala babi tanpa telinga pada 19 Maret 2025. Kiriman nan dinilai sebagai teror ini, mendapat kecaman dari beragam pihak.

Hasan Nasbi nan saat itu sebagai Kepala PCO, mengatakan baiknya kepala babi itu dimasak saja. Itu jawabannya saat ditanya tentang kiriman kepala babi untuk Tempo itu.

"Sudah dimasak saja, dimasak saja," katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat pada Jumat, 21 Maret 2025.

Pernyataan Hasan tersebut menimbulkan reaksi beragam pihak. Kecaman terhadap Hasan mengemuka atas pernyataannya itu. Karena dinilai tidak berempati terhadap teror nan dialami Tempo nan sangat kritis terhadap pemerintah.

Prabowo Menyebut Teledor

Kritikan publik terhadap langkah komunikasi Istana pasca pernyataan Hasan Nasbi, mengemuka. Sampai akhirnya Preisden Prabowo mengundang tujuh wartawan senior untuk mewawancarainya langsung di kediaman pribadinya di Hambalang, Bogor. Salah satu nan ditanyakan adalah mengenai dengan pernyataan Hasan tersebut. Prabowo mengakui, ada keteledoran dari pernyataan Hasan tersebut.

“Banyak orang baru dalam pemerintahan. Sebagian menteri-menteri nan senior ada nan dari kabinet lama. Tapi banyak nan baru. Jadi, mungkin kurang waspada. Kurang hati-hati dalam mengucap ya,” kata Prabowo.

“Tapi, betul itu ucapan nan menurut saya teledor. Itu, ya keliru itu. Saya kira beliau menyesal," tutur Prabowo.

Menteri Sekretaris Negara alias Mensesneg, Prasetyo Hadi, ditunjuk oleh Presiden Prabowo Subianto sebagai Juru Bicara Presiden. Posisi itu sebenarnya melekat pada Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, nan saat itu dijabat oleh Hasan Nasbi.

"Enggak, enggak perlu dilantik. Kita semua diharapkan menjadi ahli bicara ya, terutama jika saya posisi sebagai Mensesneg diminta juga untuk ikut aktif," kata Prasetyo, Kamis 17 April 2025. 

Prasetyo mengatakan posisinya sebagai Jubir Presiden tidak ada bedanya dengan nan dijalankan oleh PCO selama ini. Sebelum ini, memang mencuat berita jika Hasan Nasbi bakal mengundurkan diri. Tetapi berita itu sempat dibantahnya.

Dua Nama Diajukan jadi Calon Jubir

Menteri Sekretaris Negara, Menseneg Prasetyo Hadi, mengatakan ada beberapa nama nan diusulkan untuk menjadi Juru Bicara Presiden. Dua wakil menteri pada Kabinet Merah Putih, diajukan untuk menjadi Jubir Presiden.

Kedua nama itu adalah Angga Raka Prabowo nan saat ini menjadi Wakil Menteri Komunikasi dan Digital alias Wamenkomdigi, dan Juri Ardiantoro nan saat ini menjabat Wamensesneg.

"Nanti juga bakal kami tambah lagi. Tadi saya juga mengusulkan Pak Wamen (Angga Raka) dan Pak Juri. Karena pengalaman beliau, kelak bisa jadi kami bakal minta beliau juga untuk menjadi salah satu ahli bicara," kata Prasetyo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Senin, 21 April 2025.

Halaman Selanjutnya

Pernyataan Hasan tersebut menimbulkan reaksi beragam pihak. Kecaman terhadap Hasan mengemuka atas pernyataannya itu. Karena dinilai tidak berempati terhadap teror nan dialami Tempo nan sangat kritis terhadap pemerintah.

Halaman Selanjutnya

Selengkapnya