Banyak Orang Takut Phk Massal Gara-garai Ai, Bos Bumn Bilang Begini

Sedang Trending 3 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - Seiring kemunculan kepintaran buatan (artificial intelligence/AI) nan masif, muncul ketakutan bahwa pekerja manusia bakal digantikan dengan robot.

Menanggapi kekhawatiran ini, Chairman Fordigi BUMN Fajrin Rasyid menyebut, dalam jangka menengah pekerjaan nan lenyap itu bakal lebih sedikit, dibandingkan dengan pekerjaan nan muncul.

Hal ini dia sampaikan memandang banyak pekerjaan-pekerjaan baru nan sebelumnya belum terdefinisikan alias belum terbayangkan sebelumnya, sekarang mulai ada begitu setelah teknologi AI.

"Jadi ini tidak hanya teknologi AI saja, di nyaris semua jenis teknologi ataupun trend mengenai dengan industri juga sama," kata Fajrin dalam aktivitas detikai.com Tech & Telco Summit 2025, Jumat (21/2/2025).

"Sebagai contoh, beberapa pekerjaan baru mengenai info engineer, kemudian info modeler, prompt engineer dan lain sebagainya," imbuhnya.

Tapi di satu sisi, ada pekerjaan-pekerjaan nan secara jumlah bisa tergusur alias menurun polanya. Seperti nan mengenai dengan customer service alias pekerjaan-pekerjaan lain nan bisa diotomatisasi.

"Ada quote nan saya suka juga dalam bahwa nan bakal lebih banyak terjadi adalah manusia nan bisa menggunakan AI bakal menggantikan manusia nan tidak menggunakan AI, di nyaris semua bagian tidak hanya mengenai dengan pekerjaan teknologi saja, sekretaris, pekerjaan ofis, manajemen dan lain sebagainya itu bakal lebih efisien ketika si pekerja tadi menggunakan teknologi AI," kata dia.

Kemudian, para pekerja perlu melakukan upskilling dan reskilling agar siap dengan tren nan terjadi ke depannya.

"Kami memang challenge-nya adalah mendefinisikan gimana pekerjaan-pekerjaan nan perlu dilakukan upskilling dan pekerjaan-pekerjaan nan perlu dilakukan reskilling tadi," kata Fajrin.

"Dan ini nan kami lakukan melalui aktivitas survey workshop dan lain sebagainya untuk kemudian dilanjutkan dengan aktivitas training dan lain sebagainya kepada para karyawan," imbuhnya.

Menurut Fajrin, ada pekerjaan nan lebih baik dilakukan dengan AI, tetapi ada pekerjaan nan memerlukan hubungan dengan manusia, nan justru ke depan akan makin dibutuhkan.

Dalam kesempatan nan sama, Head of Enterprise Data Management and Analytics PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Ajutorius Pinem mengatakan, ke depan pekerjaan low complex, apalagi nan repetitive bakal tergantikan AI. Tapi bakal muncul pekerjaan baru nan memerlukan manusia.

Di BRI, pekerjaan repetitif misalnya customer service alias call center agent, perlahan dialihkan menggunakan AI nan diberi nama Sabrina, dengan tugas nan kurang lebih sama dengan call centre agent.

"Impact signifikan untuk perbankan Traffic Call Centre 40% lewat channel chatboard lantaran customer merasa lebih mudah lantaran bisa kapan saja," kata Ajutorius.

Pengunaan AI, kata dia, dapat menghemat sekitar Rp57M per tahun. Ia menilai penggunaan AI ini mempunyai akibat alias potensi nan lebih besar dengan investasi nan lebih kecil

"Jadi cukup besar dan potensi lebih besar, investasi lebih kecil. Proyek bakal dijalankan oleh BRI jika benefit lebih besar dari cost," tuturnya.


(fab/fab)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Masa Depan Teknologi AI, Peluang Atau Jadi Ancaman?

Next Article Manusia Sudah Diganti Robot, Google Buka-bukaan Buktinya

Selengkapnya