Bank Aladin Syariah Kantongi Pendapatan Rp 613 M Di 2024

Sedang Trending 6 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

PT Bank Aladin Syariah Tbk alias Bank Aladin mencatat pendapatan Rp 613 miliar sepanjang 2024. Angka ini naik nyaris dua kali lipat dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp 334 miliar.

Direktur Utama Bank Aladin Koko Tjatur Rachmadi mengatakan kenaikan ini didorong oleh pertumbuhan margin, bagi hasil, serta peningkatan signifikan pada pendapatan berbasis komisi (fee-based income) nan melonjak nyaris lima kali lipat menjadi Rp 154 miliar. Total aset Bank Aladin tumbuh 32% menjadi Rp 9,36 triliun, terutama ditopang oleh ekspansi pembiayaan musyarakah nan naik nyaris tiga kali lipat menjadi Rp 4,1 triliun.

"Dana pihak ketiga dalam corak simpanan mudharabah juga mengalami lonjakan signifikan menjadi Rp 5,4 triliun mencerminkan peningkatan kepercayaan pengguna terhadap jasa perbankan syariah digital nan diusung Bank Aladin," kata Koko dalam keterangannya, Senin (28/4/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peningkatan pembiayaan nan tinggi sepanjang tahun juga dibarengi dengan penerapan manajemen akibat dan pengelolaan portofolio nan disiplin. Hal ini tercermin dari tingkat pembiayaan bermasalah (Non-Performing Financing/NPF) nan sukses dijaga tetap rendah di level 0,03%.

Koko menerangkan, ini tidak lepas dari sejumlah inisiatif strategis nan dijalankan sepanjang tahun, seperti optimasi ekosistem Alfamart, di mana Bank Aladin memperluas jaringan jasa finansial berbasis organisasi melalui lebih dari 20.000 gerai di seluruh Indonesia, mendorong inklusi dan penetrasi pengguna baru secara efisien.

Peluncuran dan penyempurnaan fitur-fitur digital seperti Ala Deposito, Ala Impian, Ala Berbagi, Banking as a Service dan integrasi jasa syariah end-to-end nan memudahkan transaksi, menabung, hingga infak secara rutin dan otomatis. Kemudian, kemitraan strategis dengan beragam lembaga keuangan, fintech, dan B2B partners untuk memperluas pengedaran produk, serta mempercepat pertumbuhan akuisisi pengguna dan biaya pihak ketiga.

Lalu Efisiensi operasional berbasis teknologi, termasuk peningkatan proses credit scoring, manajemen risiko, dan automasi proses jasa nasabah, nan berkontribusi pada penurunan biaya operasional dan kualitas aset nan lebih terjaga.

"Capaian ini menjadi bukti komitmen kami dalam membangun bank syariah digital nan sehat, inklusif, dan berkelanjutan. Ke depan, kami bakal terus menjaga kualitas pembiayaan, memperluas jangkauan layanan, dan berkolaborasi lebih luas. Tujuan kami sederhana menjadikan jasa finansial syariah mudah diakses dan berakibat nyata bagi jutaan orang," terang Koko.

(rea/ara)

Selengkapnya