ARTICLE AD BOX
detikai.com
Rabu, 30 Apr 2025 18:12 WIB

Jakarta, detikai.com --
China melakukan patroli di Laut China Selatan (LCS) pada Selasa (29/4) merespons Filipina dan Amerika Serikat menggelar latihan militer berbareng di perairan bentrok itu.
Melalui pernyataan pada Selasa (29/4), Tentara Pembebasan China di Teater Selatan mengatakan pasukannya melakukan patroli "rutin" di Laut China Selatan tanpa menunjukkan letak pastinya.
China menganggap Filipina telah melakukan provokasi "yang mengganggu" dengan menggelar latihan militer berbareng di area itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Baru-baru ini, Filipina telah sering melakukan provokasi berbahaya, menciptakan gangguan nan apalagi melibatkan negara dari luar area untuk menggelar 'patroli bersama'," bunyi pernyataan Tentara Pembebasan Rakyat China seperti dikutip The Straits Times.
Beijing menuturkan komandan Angkatan Laut dan Angkatan Udara telah memonitor dan memantau situasi ini dengan cermat.
"Pasukan di teater selatan telah berhati-hati dengan tingkat kewaspadaan tinggi, dan dengan tegas mempertahankan kedaulatan territorial negara, serta kepentingan dan kewenangan maritim, juga menjaga perdamaian dan stabilitas di area Laut China Selatan," kata Tentara Pembebasan Rakyat China.
China dan Filipina terus terlibat ketegangan di Laut China Selatan dalam beberapa waktu terakhir lantaran Beijing terus bersikap garang terhadap klaim sepihaknya di perairan itu.
Dalam pernyataannya pada Selasa (29/4) lalu, militer Filipina memang mengumumkan bahwa pihaknya dan AS telah menggelar latihan berbareng di Laut China Selatan sebagai bagian dari kerja sama pertahanan kedua negara nan berjalan.
Latihan berbareng Filipina-AS ini melibatkan 14 ribu tentara dari kedua negara, jet tempur FA-50, jet pengebom B-1B, F-16, hingga F-18.
Manila menuturkan latihan berbareng nan berjalan selama 21 April sampai 9 Mei mendatang ini dilakukan sebagai "uji coba tempur" menghadapi kekhawatiran keamanan di kawasan.
Merespons pernyataan militer China, militer Filipina menegaskan pasukannya tetap bakal menggelar latihan rutin ini, nan menurut mereka bagian dari kewenangan berdaulat.
Selain itu, Manila menilai latihan berbareng ini merefleksikan kepentingan berbareng AS.
"Pelaksanaan latihan campuran dan operasi kewaspadaan wilayah maritim di perairan teritorial dan area ekonomi eksklusif kami bukanlah provokasi, ini adalah kesiap-siagaan," kata militer Filipina.
"Untuk lebih jelasnya: Filipina adalah negara berdaulat. Tidak ada kekuatan asing nan dapat mendikte gimana kami mempertahankan tanah air kami alias dengan siapa kami berdiri dalam solidaritas."
(rds/rds)
[Gambas:Video CNN]