ARTICLE AD BOX
detikai.com, Jakarta - Kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump nan meningkatkan tarif impor produk Indonesia ke AS dinilai bakal berakibat pada penurunan utilitas industri mebel di Indonesia.
"Penurunan utilitas pada ujungnya bakal berakibat pada pengurangan tenaga kerja," ujar Dedy Rochimat Ketua Umum Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (ASMINDO), dalam keterangannya.
Saat ini pasar Amerika Serikat adalah tujuan ekspor utama Indoneia. Dari total value ekspor mebel Indonesia sebesar USD 2,2 Miliar, porsi ekspor ke AS mencapai 60%. Apabila nantinya akibat kebijakan Trump terjadi penurunan pada pasar ekspor ke AS dapat dipastikan bakal berakibat cukup besar bagi kelangsungan industri mebel Indonesia.
"Terlepas pada dampaknya bagi Indonesia, namun kita perlu untuk memahami langkah nan ditempuh oleh Presiden Trump dalam menetapkan kebijakan perlindungan untuk melindungi industri dalam negerinya. Untuk itu kita tetap kudu bersikap bijak dan tenang dalam menyikapinya," ujar Dedy Rochimat.
Walaupun tenang tapi pasti bagi pemangku kepentingan tetap kudu meningkatkan kewaspadaan terhdap akibat kebijakan AS. Dimana para pemangku kepentingan juga perlu segera menyusun sejumlah langkah antisipasi.
"Untuk merespons kebijakan tarif AS, pemerintah Indonesia dapat melakukan penyesuaian terhadap sejumlah tarif bagi impor produk dari AS. Namun dengan tetap mempertimbangkan bahwa akibat nan ditimbulkan kudu seminimal mungkin, agar tidak menggangu hubungan bilateral dengan AS."
"Untuk mengantisipasi penurunan ekspor di Pasar AS. Pemerintah bisa mengoptimalkan pembukaan akses pada Pasar non tradisional nan sudah diinisiasi oleh pemerintah dalam beberapa tahun terakhir ini."
Perkuat Diplomasi Ekonomi
Meskipun sebenarnya pasar tradisional seperti AS dan EU tetap bisa menjadi tumpuan tujuan ekspor mebel Indonesia. Sehingga pemerintah juga perlu memperkuat diplomasi ekonomi untuk menurunkan sejumlah hambatan-hambatan perdagangan untuk dapat mempertahankan alias apalagi meningkatkan ekspor Indonesia.
Selain antisipasi melalui ekspansi pasar ekspor, industri Indonesia juga kudu dapat mengoptimalkan serapan pasar dalam negeri. Peningkatan shopping pemerintah terhadap produk buatan dalam negeri bakal menjadi akselerator pertumbuhan ekonomi. Untuk itu realokasi anggaran dengan meningkatkan shopping pemerintah perlu didorong untuk menggerakkan industri dalam negeri.
Meningkatkan serapan pasar dalam negeri dan melindungi industri dalam negeri dengan penggunaan komponen lokal telah dilakukan melalui penerapan TKDN secara konsisten. Serta melakukan tatakelola nan efektif untuk mengurangi produk impor murah dan terlarangan nan menggangu industri nasional Indonesia.
"Guna mendorong industri dalam negeri juga diperlukan kebijakan Insentif dan Fasilitasi industri padat karya. Baik untuk industri dengan orientasi pasar dalam negeri maupun ekspor," ucapnya.
Termasuk juga pentingnya tatakelola perizinan investasi nan ramah bagi investor. Sehingga bakal dapat mendorong pertumbuhan investasi pada industri nan bisa menghasilkan produk berkekuatan saing melalui pengusaan teknologi.
Peningkatan daya saing industri juga dapat dilakukan dengan melakukan peningkatan kualitas produk, desain, teknologi, akomodasi produksi, dan bahan baku nan kompetitif. Untuk dapat menghasilkan produk berkekuatan saing diperlukan sinergi dalam satu payung kebijakan nan komprehensif.
Pada akhirnya pada aspek produksi kudu ada dorongan terhadap penerapan pendidikan vokasi sehingga dapat menghasilkan lulusan nan siap pakai dengan kapabilitas serta keahlian nan tinggi terhadap penggunaan teknologi.
Sejumlah support kebijakan pada proses produksi idealnya dilakukan dengan sinergi dalam satu payung kebijakan nan komprehensif. Sehingga menghasilkan ekosistem nan kuat dan kondusif bagi IKM dalam menghasil produk nasional nan berkualitas.
Selain itu aspek penegakan norma juga menjadi catatan mengenai dengan peningkatan kapabilitas produksi nan menghasilkan produk nan berkualitas. Pemerintah dan abdi negara penegak norma perlu memperkuat kapabilitas dalam penegakan norma tanpa pandang bulu dan tanpa melanggar norma itu sendiri. Untuk mewujudkan kepastian norma bagi bumi upaya Indonesia.
"DPP Asmindo siap untuk duduk berbareng dengan semua asosiasi industri mengenai dan juga dengan Pemerintah, untuk bersama-sama merumuskan kebijakan nyata dalam rangka membangun ekosistem nan kuat di industri mebel dan kerajinan Indonesia," pungkasnya.