ARTICLE AD BOX
detikai.com
Senin, 28 Apr 2025 17:20 WIB

Jakarta, detikai.com --
Milisi Houthi yang menguasai Yaman melaporkan serangan udara Amerika Serikat telah menghantam pusat penahanan imigran di Saada hingga menewaskan 35 orang pada Senin (28/4).
Stasiun televisi Houthi, Al-Masirah, melaporkan serangan AS menargetkan pusat penahanan migran asal Afrika, dan 35 jenazah telah "dievakuasi dari reruntuhan."
"Tim pertahanan sipil dan Bulan Sabit Merah tetap melanjutkan upaya pemindahan di letak kejahatan Amerika ini," demikian laporan Al-Masirah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
AFP belum dapat secara independen memverifikasi klaim Al-Masirah bahwa serangan tersebut betul-betul menghantam pusat penahanan migran, maupun jumlah korban nan dilaporkan.
AFP telah menghubungi pihak militer AS untuk meminta komentar.
Menurut pernyataan nan dikutip Al-Masirah dari kementerian dalam negeri pemerintahan Houthi, pusat penahanan tersebut menampung "115 migran, semuanya berasal dari Afrika."
Media tersebut juga menayangkan rekaman tubuh korban nan terperangkap di bawah reruntuhan, serta para penyelamat nan berupaya menolong para korban luka.
Al-Masirah TV juga melaporkan bahwa serangan udara AS terpisah di ibu kota Yaman, Sanaa, pada Minggu menewaskan sedikitnya delapan orang dan melukai beberapa lainnya.
Saluran tersebut menayangkan rekaman reruntuhan rumah dan mobil nan hancur, serta noda darah di tanah, sementara para penyelamat mengumpulkan potongan tubuh manusia nan dibungkus kain putih.
Sebelumnya pada Minggu, media Houthi juga melaporkan bahwa serangan lain di Sanaa menewaskan dua orang dan melukai beberapa lainnya.
Militer AS telah menggempur Houthi nyaris setiap hari sejak 15 Maret lampau sebagai bagian dari operasi "Rough Rider". Rough Rider dilancarkan AS guna mengakhiri ancaman sabotase Houthi terhadap kapal-kapal di Laut Merah dan Teluk Aden.
Houthi memang gencar melancarkan serangan terhadap Israel dan kapal-kapal sekutunya di Laut Merah sebagai corak solidaritas terhadap Hamas dan rakyat Palestina nan tetap menghadapi agresi brutal Tel Aviv sejak Oktober 2023 lalu.
Pada Minggu, militer AS menyatakan telah menghantam lebih dari 800 sasaran di Yaman sejak pertengahan Maret, menewaskan ratusan pejuang Houthi, termasuk beberapa personil ketua golongan tersebut.
(rds/bac)
[Gambas:Video CNN]