Aramco Lagi Apes, Pendapatan Q1 Anjlok Rp21,4 Triliun

Sedang Trending 17 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - Perusahaan minyak nasional Arab Saudi, Aramco mencatat penurunan untung kuartal pertama (Q1) nyaris sebesar 5% year-on-year (yoy) akibat melemahnya nilai minyak mentah.

Melansir CNBC International pada Minggu (11/5/2025), untung bersih selama kuartal pertama mencapai US$26 miliar (Rp429,5 triliun), turun US$1,3 miliar (Rp21,4 triliun) dari US$27,3 (Rp451 triliun) miliar pada periode nan sama tahun lalu.

Namun nomor tersebut sedikit di atas ekspektasi analis sebesar US$25,3 miliar (Rp417,9 triliun).

Aramco mengumumkan arus kas bebasnya untuk kuartal tersebut sebesar US$19,2 miliar, turun dari US$22,8 miliar pada kuartal pertama tahun 2024, dan arus kas dari aktivitas operasi sebesar US$31,7 miliar dibandingkan dengan US$33,6 miliar tahun lalu.

Angka-angka tersebut membikin tegang neraca raksasa minyak negara Saudi lantaran nilai minyak mentah tidak menunjukkan tanda-tanda pemulihan, sementara permintaan dunia melambat sejalan dengan tekanan pada perdagangan.

"Dinamika perdagangan dunia memengaruhi pasar daya pada kuartal pertama tahun 2025, dengan ketidakpastian ekonomi nan memengaruhi nilai minyak," kata CEO Aramco Amin Nasser dalam sebuah pernyataan nan menyertai laporan laba.

"Dalam konteks ini, keahlian finansial Aramco nan kuat sekali lagi menunjukkan skala unik Perusahaan, keandalan dan fleksibilitasnya, nilai dari operasi berbiaya rendahnya ... Periode seperti itu juga menyoroti pentingnya perencanaan dan penyelenggaraan modal nan disiplin sementara kami terus mengambil pandangan jangka panjang."

Nasser menambahkan, "Di masa nan tidak menentu, ketahanan Aramco mendukung keahlian finansial kami dan dividen dasar kami nan berkepanjangan dan progresif."

Perusahaan tersebut pada Maret mengumumkan bakal memangkas pembayaran dividen mengenai keahlian untuk kuartal keempat tahun 2024 menjadi US$200 juta - turun dari US$10,2 miliar pada kuartal sebelumnya - dan mengulangi nomor US$200 juta tersebut untuk kuartal pertama tahun ini, nan bakal dibayarkan pada kuartal kedua.

Dividen dasar kuartal pertama nan tidak termasuk pembayaran berbasis keahlian meningkat sebesar 4,2% year-on-year menjadi US$21,1 miliar. Namun jika dinilai secara total, dividen turun dari US$31 miliar pada periode nan sama tahun lampau menjadi US$21,36 miliar saat ini, lantaran pemotongan komponen mengenai kinerjanya.

Pasar minyak nan lesu di masa depan, pengurangan dividen besar-besaran meredakan tekanan pada Aramco sendiri. Namun ini artinya pendapatan nan lebih sedikit bagi pemerintah Saudi lantaran menghadapi defisit nan melebar dan utang nan meningkat lantaran megaproyek nan mahal dan nilai minyak nan lebih rendah.

Kerajaan itu juga membatasi potensi pendapatan minyaknya dengan mempertahankan pemotongan produksi OPEC+ terkoordinasi selama berbulan-bulan nan dimaksudkan untuk menstabilkan pasar

Kebijakan itu berubah secara dramatis setelah Arab Saudi dan beberapa sekutu OPEC+-nya mengumumkan percepatan nan mengejutkan untuk rencana peningkatan produksi pada April, apalagi ketika pasar dan nilai minyak mentah ambruk lantaran buletin tentang tarif dunia nan diberlakukan Amerika Serikat.


(tfa/haa)

Saksikan video di bawah ini:

Video: AS Kritik QRIS & GPN, Apa Kata Pelaku Bisnis Kartu?

Next Article Pelaku Pasar Was-Was Kebijakan The Fed, Harga MInyak Turun

Selengkapnya