ARTICLE AD BOX
detikai.com
Senin, 14 Jul 2025 06:50 WIB
Jakarta, detikai.com --
Pemerintah mulai melaksanakan program Sekolah Rakyat di tahun aliran baru 2025-2026, pada Senin (14/7) hari ini. Sekolah Rakyat merupakan program pendidikan nan diinisiasi Presiden Prabowo Subianto.
Dalam keterangan di laman sekolahrakyat.kemensos.go.id, Sekolah Rakyat merupakan program pemerintah nan bermaksud memutus rantai kemiskinan lewat pendidikan. Program ini ditujukan bagi anak-anak dari family miskin dan miskin ekstrem berasas Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).
Sekolah Rakyat merupakan sekolah dengan model pondok alias boarding school nan menyediakan pendidikan 100 persen cuma-cuma untuk jenjang SD, SMP dan SMA.
Rencananya bakal ada 200 Sekolah Rakyat nan menjadi konsentrasi utama dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan bagi masyarakat kurang mampu. Dari 200 sekolah tersebut, sebanyak 100 Sekolah Rakyat bakal dibangun dengan biaya APBN dan didukung penuh oleh Kementerian Pekerjaan Umum (KemenPU).
Sedangkan 100 sekolah lainnya dibangun melalui support swasta, serta kerjasama dengan Kementerian Sekretariat Negara (Mensesneg) dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (KemenBUMN).
Salah satu perihal nan membedakan Sekolah Rakyat dengan sekolah konvensional adalah pendekatan pembelajaran nan elastis dan individual (individual approach).
Sekolah ini menerapkan sistem multi-entry dan multi-exit, nan artinya siswa dapat masuk kapan saja tanpa kudu menunggu tahun aliran baru dan menyelesaikan pendidikannya sesuai capaian belajar sendiri.
Meski begitu, piagam Sekolah Rakyat setara dengan sekolah umum lantaran pada dasarnya tetap menggunakan Kurikulum Nasional.
Sebanyak 100 titik letak Sekolah Rakyat direncanakan beraksi pada tahun 2025. Rinciannya 63 letak bakal mulai matrikulasi pada hari ini dan 37 lainnya menyusul pada akhir bulan.
Pulau Jawa bakal menjadi wilayah terbanyak Sekolah Rakyat sebanyak 48 lokasi, disusul Sumatra 22 lokasi, Sulawesi 15 lokasi, Bali-Nusa Tenggara, Kalimantan dan Maluku masing-masing 4 letak serta Papua 3 lokasi. Total kapabilitas peserta didik pada tahap pertama ini mencapai 9.755 siswa.
Program Sekolah Rakyat ini diharapkan dapat menjadi solusi pendidikan berbobot nan terjangkau dan inklusif, serta mendukung pemerataan akses pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia.
(tfq/ugo)