ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - TikTok makin terkenal dan dominasinya di bumi video pendek makin bersinar. Sejak diluncurkan secara dunia pada 2016, aplikasi milik ByteDance itu sekarang mempunyai lebih dari 1,12 miliar pengguna aktif bulanan. Rata-rata, pengguna AS menghabiskan 108 menit per hari di platform ini.
Sukses TikTok memaksa raksasa teknologi Amerika seperti Meta dan Google untuk mengekor. IG Reels, YouTube Shorts, hingga LinkedIn sekarang berlomba-lomba menghadirkan fitur ala TikTok.
Namun pengamat menilai belum ada nan bisa menandingi kecanggihan algoritma TikTok dalam memahami perilaku pengguna.
"Ini adalah pusat internet untuk generasi muda," ujar Jasmine Enberg, analis utama di Emarketer, dikutip dari CNBC Internasional, Senin (28/4/2025).
Meski beragam penemuan terus bermunculan, seperti e-commerce di TikTok hingga video berdurasi lebih panjang, para pesaing tetap kesulitan mengejar aplikasi asal China ini.
Meski TikTok meraup pendapatan iklan sekitar US$23,6 miliar tahun lalu, monetisasi video pendek tetap menjadi tantangan. Para kreator, tetap kesulitan mengubah ketenaran menjadi penghasilan nan konsisten.
YouTube Shorts misalnya, nan bayar sekitar empat sen (sekitar Rp600) untuk setiap 1.000 tayangan, jauh lebih mini dibandingkan konten YouTube berdurasi panjang.
Instagram pun terus mencari celah monetisasi lewat kerja sama merek dan fitur baru seperti "Trial Reels", nan memungkinkan pembuat menguji konten hanya kepada non-pengikut sebelum dipublikasikan lebih luas. Meta sendiri mengakui bahwa monetisasi Reels tetap dalam tahap pengembangan.
Di tengah pengawasan ketat terhadap kepemilikan TikTok oleh China dan ancaman larangan di Amerika Serikat, pesaing seperti Meta dan YouTube memandang kesempatan emas.
Menurut eMarketer, kedua platform itu berpotensi merebut hingga 50% dari shopping iklan nan bakal dialihkan jika TikTok betul-betul dibatasi di AS.
(dem/dem)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Viral Trade War Tiktok, China Bikin Barang Mewah AS Jadi Murah!
Next Article Raffi Ahmad Dkk Terancam Miskin, Sinyalnya Terlihat Jelas di Amerika