ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - PT Allobank Indonesia Tbk (BBHI) menargetkan pertumbuhan angsuran dan biaya pihak ketiga (DPK) sepanjang 2025 di atas rata-rata industri.
Sebagai informasi, Otoritas Jasa Keuangan memperkirakan pertumbuhan angsuran pada tahun ini sebesar 9%-11% secara tahunan (yoy). Pada periode nan sama, biaya pihak ketiga (DPK) bakal tumbuh 6%-8% yoy.
Direktur Utama Allo Bank Indra Utoyo mengatakan bahwa perusahaan nan dia pimpin hendak menjaga percepatan pertumbuhan. "Pertumbuhan angsuran mau di atas rata-rata industri," katanya dalam Paparan Publik di Auditorium Menara Bank Mega, Jakarta, Kamis (10/4/2025).
Kendati demikian, Indra mengatakan sasaran tersebut bakal dicapai dengan memerhatikan kondisi saat perekonomian saat ini.
Sebagaimana diketahui, kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat Donald Trump memberikan tekanan besar terhadap perekonomian dunia. Indonesia menjadi satu dari banyak negara nan terdampak.
"Kondisi hari ini kita tentu kami selektif, termasuk di sisi paylater kami makin geanular, makin lembut menyasar ke beragam segmen," katanya.
Indra mengatakan saat ini Allo Bank telah menggunakan beragam pengganti info untuk menyeleksi debitur, sepeeti info dari operator seluler hingga gawai nan digunakan.
Semua itu dikombinasikan untuk mendapatkan debitur dengan kualitas baik. Hasilnya, saat ini Allo Bank dapat menjaga rasio angsuran bermasalah alias nonperforming loan (NPL) kurang dari 1%.
Sementara itu, untuk DPK emiten bersandi BBHI ini terbilang sangat agresif. Bank nan tergabung dalam ekosistem CT Corps tersebut.mengincar pertumbuhan lebih dari 25%.
"Target pertumbuhan DPK Rp 8,4 triliun dari Rp 6,1 triliun," katanya.
Adapun Allo Bank membukukan untung bersih tahun melangkah nan dapat diatribusikan kepada pemilik sebesar Rp467,10 miliar pada tahun 2024. Perolehan itu naik 5,07% yoy.
Dari sisi top line, pendapatan kembang tercatat naik 11,88% yoy menjadi Rp1,48 triliun, dengan beban kembang melonjak 26,43% yoy menjadi Rp369,42 miliar pada periode nan berhujung 31 Desember 2024.
Pada kegunaan intermediasi, total angsuran nan disalurkan Allo Bank hanya naik 1,25% yoy menjadi sebesar Rp7,47 triliun sepanjang tahun lalu. Kualitas angsuran terjaga dengan rasio angsuran bermasalah namalain non performing loan (NPL) gross tercatat di posisi 0,81%, dan NPL net di posisi 0,08%.
Pada penghimpunan dana, (DPK) Allo Bank melonjak 24,42% yoy menjadi Rp6,09 triliun.
(mkh/mkh)
Saksikan video di bawah ini:
Video: IHSG Bangkit 5% Usai Penundaan Tarif Dagang AS
Next Article Tiga Tahun Berdiri, Nasabah Allo Bank Sudah Tembus 11 Juta