Akhir Pekan, Ihsg Dibuka Melemah Ke Level 6.647

Sedang Trending 9 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Indeks nilai saham campuran (IHSG) pada perdagangan pagi ini bergerak di area merah. Pada perdagangan pagi ini, IHSG berada di level 6.500-an.

Dikutip dari info RTI, Jumat (14/3/2025) IHSG dibuka pada posisi 6.647,41 alias minus 76 poin (1,15%). Level tertinggi IHSG pagi ini 6.653,32 dan level terendah 6.554,84.

Volume transaksi tercatat 1,35 miliar dengan turnover Rp 949 miliar. Frekuensi transaksi tercatat 153.409 kali. Ada 155 saham nan menguat dan 223 saham nan melemah serta 189 saham stagnan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam sepekan terakhir IHSG melemah 1,01% dan minus 10,34% dalam tiga bulan terakhir. Sedangkan sejak awal tahun, IHSG melemah 7,22%.

Dikutip dari riset Mirae Asset Management pasar saham AS tetap mengalami perubahan nan tinggi lantaran tetap berada di bawah tekanan ancaman tarif baru dari Presiden Trump. Dow Jones dan S&P500 melemah signifikan, masing-masing sebesar 1,3% dan 1,4% menjadi 40.813,6 dan 5.521,5.

Trump menggunakan platfrom Truth Social miliknya kemarin untuk menakut-nakuti bakal mengenakan tarif sebesar 200% kepada semua produk alcohol dari negara-negara Uni Eropa sebagai jawaban atas tarif sebesar 50% nan dikenakan terhadap wiski.

Sementara itu Dollar tetap tetap tertekan, dan indeks Dollar (DXY) kemarin berada pada level 103,7, lantaran pelemahan terhadap beberapa mata duit negara maju lainnya seperti Franc Swiss dan Euro.

Namun demikian perihal ini tetap belum bisa mendorong kenaikan Rupiah secara signifikan, dan kemarin tetap berada pada level 16.425 per USD. Sementara itu IHSG melemah 0,3% menjadi 6.647,4 dan sepanjang bulan Maret, asing telah mencatatkan net outflows sebesarRp 2,4triliun.

Pasar tetap belum memandang adanya kebijakan nan lebih jelas untuk mendorong pertumbuhan ekonomi tahun ini di tengah ketidakjelasan kondisi ekonomi dunia saat ini. Ditambah lagi, rilis info APBN bulan Februari menunjukkan penurunan signifikan penerimaan pemerintah, nan merupakan sinyal perlambatan ekonomi.

(kil/kil)

Selengkapnya