ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Saham emiten pertambangan batu bara PT Bumi Resources Tbk (BUMI) ditutup menguat pada akhir perdagangan, Selasa (22/4). Saham BUMI terpantau mengalami melesat sebesar 12% ke posisi Rp 112/saham.
Hari ini saham BUMI bergerak di rentang nilai Rp 104-Rp 112 per saham, sebelum akhirnya ditutup di posisi tertinggi. Saham BUMI memperkuat di area hijau dengan volume nan ditransaksikan sebanyak 3,02 miliar saham dan nilai transaksi sebesar Rp 328,4 miliar dan gelombang sebanyak 29,8 ribu kali.
Kenaikan saham BUMI ini terjadi di tengah beberapa sentimen kuat mulai dari perubahan tarif royalti untuk perusahaan batu bara pemegang Izin Usaha Penambahan Khusus (IUPK), kebijakan Presiden AS Donald Trump mengenai batu bara, hingga pelemahan nilai tukar rupiah selama beberapa waktu terakhir.
Sementara dari sisi kinerja, BUMI tetap bisa mengerek untung bersihnya sepanjang tahun lalu. Secara konsolidasi BUMI sukses membukukan keahlian positif dengan membukukan untung bersih sebesar US$ 170,9 juta pada 2024. Jumlah ini tumbuh 45,5% dibandingkan dengan tahun 2023 nan sebesar US$117,4 juta.
Sementara untung periode tahun melangkah nan diatribusikan ke entitas induk tercatat sebesar US$ 67,5 juta alias tumbuh 517,8% dibanding periode sama tahun sebelumnya US$ 10,9 juta.
Hasil ini didorong oleh menurunnya beban pokok pendapatan perusahaan dari US$ 5.978,7 juta menjadi US$ 5.127 juta di 2024. Kondisi tersebut membikin margin untung ke pendapatan naik dari 5,5% menjadi 5,9%. Alhasil untung sebelum pajak juga meningkat 13,9% dari US$ 254,3 juta di 2023 menjadi US$ 289,7 juta di 2024.
(rah/rah)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Nasib Suku Bunga BI Dinanti, IHSG & Rupiah Masih Dalam Tekanan?
Next Article Hingga Kuartal III-2024, BUMI Cetak Laba Bersih US$ 122,86 Juta