Ada Demo Asn Di Kemendikti Saintek, Menteri Satryo Disoraki Pegawainya

Sedang Trending 3 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

detikai.com, Jakarta - Sejumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) meluapkan kekesalannya terhadap Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro. Mereka menilai tindakan Satryo dalam menjalankan tugas terkesan sewenang-wenang.

Kekesalan tersebut terlihat jelas dalam sebuah rekaman video nan diterima detikai.com.

Ketegangan tergambar jelas di area parkir sebuah gedung Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek), Senin (20/1/2025). 

Dalam video tersebut, Satryo nan mengenakan kemeja putih dan celana panjang hitam tampak melangkah menuju mobil dinasnya, nan dikawal oleh petugas keamanan.

Kehadiran Satryo tak ayal menarik perhatian puluhan ASN nan berada di tempat parkir tersebut.

Sontak, mereka langsung melontarkan sorakan keras. Sementara itu, Satryo tetap melanjutkan langkahnya menuju mobil berpelat RI-25 dan ogah meladeni para ASN.

Aksi tersebut semakin memanas saat sejumlah ASN berupaya menghadang mobil nan ditumpangi Satryo.

Beberapa dari mereka mendesak agar Menteri Riset dan Teknologi itu mundur dari jabatannya.

Situasi tampak tegang, namun petugas keamanan sigap meminta para ASN untuk membuka jalan, sehingga kendaraan tersebut akhirnya dapat meninggalkan area parkir. Kendati, bunyi gemuruh dan dorongan tetap terdengar hingga rekaman video berakhir.

Mendikti Saintek Satryo Soemantri Brodjonegoro Didemo Anak Buah

Sejumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) menggelar tindakan unjuk rasa di Kantor Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek) pada Senin (20/1/2025).

Mereka menilai tindakan Mendikti Saintek Satryo Soemantri Brodjonegoro yang dinilai sewenang-wenang dalam bekerja.

Dari video nan diterima detikai.com, puluhan ASN berbaris di lobi depan gedung. Mereka membentangkan spanduk-spanduk bersuara satir nan secara tak langsung ditujukan kepada Prof Ir Satryo Soemantri Brodjonegoro.

Adapun, salah satu spanduk demo yang terlihat berkelir hitam bertuliskan "Institusi Negara bukan perusahaan pribadi Satryo dan istri". Sementara spanduk lain berlatar putih bertuliskan "Kami dibayar oleh negara, bekerja untuk negara bukan babu keluarga".

Karangan kembang bersuara sindiran juga berjejer rapih menghiasi pintu depan lobi gedung. Sebagian besar, isinya juga menyindir perilaku dari Menristekdikti Satryo Soemantri Brodjonegoro.

Dalam keterangan nan diterima detikai.com, salah satu ASN nan bekerja di Prahum Ahli Muda dan Pj Rumah Tangga, atas nama NH menuangkan unek-uneknya.

Dia bercerita, diusir dari instansi nan sudah dihuni selama 24 tahun belakangan. Hal itu diketahui dialami pada Jumat sore 17 Januari 2024.

"Tiba-tiba ketua tertinggi kami masuk ke ruangan kami dan dihadapan semua orang, beliau mengusir saya keluar dan memerintahkan untuk pindah ke Kemendikdasmen saya keluar dan salat," kata dia dalam keterangan tertulis, Senin (20/1/2025).

NH mengatakan, penyebab diusir dari ruangan lantaran persoalan sepele.

"Berawal dari sebuah meja di ruang tertinggi lantai 18, nan mungkin perlu diganti lantaran dianggap 'tidak menghormati' dan lain-lain," ucap NH.

Kini Dipecat Karena Tak Mampu Selesaikan Persoalan di Lapangan

Tak hanya itu, NH juga sekarang kudu dipecat lantaran dianggap tak bisa dalam menyelesaikan persoalan di lapangan.

"Lalu semua masalah urusan rumah tangga nan terjadi di lapangan, bermuara kepada saya, sampai saya kudu keluar dari lembaga ini," terang NH.

Terkait perihal ini, NH menyampaikan permohonan maaf bilamana selama bekerja dinilai kurang bisa melayani dengan baik para ketua definitif.

"Maka, dari hati nan terdalam, saya menyampaikan permohonan maaf kepada Para Pimpinan nan definitif, jika dalam saya melayani Ibu Bapak semua tetap banyak kekurangan," ucap dia.

NH berharap, kejadian pemberhentian secara sepihak tak terulang kembali.

"Saya menitipkan teman-teman pegawai Diktiristek, jangan sampai ada lagi nan diperlakukan tidak setara seperti saya. Sungguh ini sangat diluar perikemanusiaan dan melanggar Hak Asasi Manusia dan Undang-Undang nan ada," tandas NH.

Isi Lengkap Surat

Berikut isi lengkapnya:

*Kami Insan Pendidikan Tinggi*

Bismillahirrahmanirrahim,

Bersyukur saya berada di lembaga pemerintah khususnya Intitusi Pendidikan sejak tahun 2001 menjadi CPNS. Harapan saya adalah saya bakal menjadi seorang PNS nan mempunyai tugas mulia, melayani masyarakat Indonesia di bagian pendidikan hingga akhir masa tugas saya. Maka sejatinya saya sebagai pengelola pendidikan tentu kudu memberikan contoh alias tauladan sebagai orang-orang nan terdidik dan berkarakter.

Alhamdulillah sudah 24 tahun semua melangkah dengan baik, sampai pada Jumat sore kemarin, 17 Januari 2024, tiba-tiba ketua tertinggi kami masuk ke ruangan kami dan dihadapan semua orang, beliau mengusir saya keluar dan memerintahkan untuk pindah ke Kemendikdasmen… Saya keluar dan shalat.

Saya bertanya kepada diri, apa rencana Allah selanjutnya… saya tetap ingat pengarahan ketua kami saat itu, tim kami kudu memberi pelayanan nan baik kepada pimpinan-pimpinan nan baru, tentu kami langsung siap melayani pimpinan… terutama penanggungjawab rumah tangga, saya, dengan urusan-urusan rumah tangga instansi saja, bukan urusan bagian substantif pendidikan tinggi.

Sayangnya, penyebab pengusiran saya kemarin itu berasal dari sebuah meja di ruang tertinggi lantai 18, nan mungkin perlu diganti lantaran dianggap “tidak menghormati” dan lain-lain. Lalu semua masalah urusan rumah tangga nan terjadi di lapangan, bermuara kepada Saya, sampai saya kudu keluar dari lembaga ini, Wallahu A'lam Bishawab…

Maka, dari hati nan terdalam, saya menyampaikan permohonan maaf kepada Para Pimpinan nan definitif, jika dalam saya melayani Ibu Bapak semua tetap banyak kekurangan… Saya menitipkan teman-teman pegawai Diktiristek, jangan sampai ada lagi nan diperlakukan tidak setara seperti saya. Sungguh ini sangat diluar perikemanusiaan dan melanggar Hak Asasi Manusia dan Undang-Undang nan ada…

رَبِّ هَبْ لِي حُكْمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ

QS 26 ayat 83. (Ibrahim berdoa): "Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah saya ke dalam golongan orang-orang nan saleh”.

18 Januari 2024,

NH Prahum Ahli Muda & Pj. Rumah Tangga

Selengkapnya