ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com --
Nasib nan terjadi dengan A Business Proposal dinilai akademisi sebagai pembelajaran berbobot bagi para produser nan beriktikad membikin ulang movie namalain remake alias mengadaptasi sebuah movie terkenal.
Terutama, jika movie nan bakal diadaptasi alias digarap ulang tersebut berasal dari Korea Selatan nan mempunyai pedoman fans besar dan mengerti bakal budaya di negeri asal karya itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Film A Business Proposal nan digarap oleh Falcon Pictures dan dibintangi Ariel Tatum serta Abidzar Al-Ghifari menjadi bulan-bulanan para fans konten asal Korea Selatan tersebut.
Hal itu lantaran kontroversi nan dilakukan Abidzar selaku pemeran utama laki-laki nan dianggap menyinggung serta arogan terhadap para fans kisah A Business Proposal.
"Produser sebaiknya ketika mencoba untuk membikin karya nan tujuannya adalah ekonomi, orientasinya untuk untung, mesti memandang gimana kondisi penonton di lapangan," kata Satrio Pepo Pamungkas saat berbincang dengan CNNIndonesia.com, Senin (11/2).
Akademisi movie nan juga produser tersebut mengatakan bahwa produser sebagai pendana proyek movie juga mesti mengetahui apa nan disuka alias tidak oleh fans konten original nan bakal digarap ulang, terutama jika setenar konten asal Korea Selatan.
[Gambas:Video CNN]
Menurut Pepo, ketidaksukaan dan kritikan dari fans sebenarnya adalah respons atas movie tersebut di luar kuasa sineas, pemain, alias pun produser, lantaran movie nan sudah ditayangkan otomatis menjadi konsumsi publik.
Meskipun, dia sendiri menilai bahwa respons dan ulasan dari sebuah movie membikin karya tersebut menjadi hidup dan tanda positif dari aspek perkembangan ekosistem imajinatif film.
Namun jika merujuk pada aspek upaya nan orientasinya adalah mengeruk keuntungan, aspek "penonton adalah raja" tak bisa dipungkiri keberadaannya.
Apalagi, konten nan diadaptasi mempunyai pedoman penggemarnya tersendiri nan bukan hanya tamat bakal konsep karyanya, tetapi menyerap unsur-unsur budaya dari tempat asal konten itu.
Menurut Satrio, para fans ini bakal menjadi kritis terhadap pendapat proyek remake tersebut lantaran sudah mempunyai pemahaman, pengalaman, hingga interpretasi tersendiri atas konten aslinya.
Lanjut ke sebelah...