ARTICLE AD BOX
detikai.com, Jakarta - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta terus memperkuat layanan kesehatan mental bagi warganya.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jakarta Ani Ruspitawati mengatakan mulai 2025 ini seluruh puskesmas di ibu kota bakal dilengkapi dengan tenaga psikolog.
"Sesuai dengan amanah Undang-undang (UU) Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan bahwa Kesehatan Mental itu penting," ujar Ani dalam keterangan tertulis, dikutip Senin (11/8/2025).
Menurut Ani, dalam Undang-Undang alias UU Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan Pasal 1 disebutkan, kesehatan meliputi keseimbangan fisik, mental, dan sosial. Kemudian, Pasal 5 menjamin kewenangan penduduk memperoleh jasa kesehatan mental tanpa diskriminasi.
Sementara itu, lanjut dia, Pasal 46 hingga 48 UU tersebut mewajibkan agar negara menyediakan jasa kesehatan jiwa disemua tingkat, termasuk jasa primer seperti puskesmas.
Ani menjelaskan, Pemprov Jakarta selama ini telah mengupayakan beragam langkah promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif mengenai dengan kesehatan mental.
Tahap promotif, kata dia, info dan edukasi gencar disebarluaskan melalui media sosial, televisi, dan podcast.
"Sementara di tahap preventif, kami melakukan skrining kesehatan jiwa menggunakan e-Jiwa, sehingga masyarakat bisa menilai secara berdikari kondisi kesehatan jiwa secara dini," papar Ani.
Lalu, di tahap kuratif, penduduk bisa mengakses jasa psikolog di puskesmas kecamatan dan RSUD, alias memanfaatkan telekonsultasi dengan psikolog klinis melalui aplikasi JakCare secara gratis.
"Sedangkan pada tahap rehabilitatif, Dinkes bekerja sama dengan beragam pihak, termasuk Dinas Sosial, untuk membantu pemulihan pasien," terang Ani.
Seorang ibu nan dalam perjalanan hendak melahirkan meminta support polantas dari Polsek Kalideres, Jakarta Barat, untuk diantarkan sesegera mungkin ke puskesmas. Aksi pemindahan ibu mengandung ini berjalan heroik menembus kemacetan lampau lintas.
38 Puskesmas di Jakarta
Tercatat per 20 Juni 2025, jasa ilmu jiwa telah tersedia di 38 puskesmas di DKI Jakarta, mencakup wilayah Jakarta Pusat, Utara, Barat, Selatan, Timur, hingga Kepulauan Seribu.
Tahun ini, Dinkes Jakarta menargetkan seluruh 44 puskesmas kecamatan di Jakarta mempunyai tenaga psikolog.
"Kami menargetkan akhir tahun ini seluruh puskesmas kecamatan sudah mempunyai psikolog. Jadi, jasa ini bakal semakin dekat dengan masyarakat," tutur Ani.
Berikut puskesmas nan sudah dilengkapi tenaga psikolog di DKI Jakarta:
- Jakarta Pusat: PKM Gambir, Menteng, Sawah Besar, Senen, Tanah Abang, Johar Baru, Kemayoran, Cempaka Putih
- Jakarta Utara: PKM Cilincing, Kelapa Gading, Koja, Penjaringan, Pademangan
- Jakarta Barat: PKM Taman Sari, Tambora, Cengkareng, Kembangan, Kebon Jeruk, Kalideres
- Jakarta Selatan: PKM Tebet, Setiabudi, Mampang Prapatan, Kebayoran Lama, Kebayoran Baru, Cilandak, Pancoran, Pasar Minggu, Pesanggrahan
- Jakarta Timur: PKM Matraman, Jatinegara, Kramat Jati, Pasar Rebo, Duren Sawit, Ciracas, Pulogadung, Cakung
- Kepulauan Seribu: PKM Seribu Selatan, PKM Seribu Utara
Dukung CKG Sekolah, IDAI: Kesehatan adalah Investasi Masa Depan Bangsa
Sebelumnya, Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) di sekolah dinilai sebagai langkah nan baik untuk mendukung kesehatan anak.
Menurut Sekretaris Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), DR. dr. Hikari Ambara Sjakti, Sp.A, Subsp. Hema-Onk(K), kesehatan anak adalah investasi masa depan bangsa.
"Kami menegaskan bahwa kesehatan anak adalah investasi masa depan bangsa. IDAI membujuk semua pihak, termasuk masyarakat, untuk bersama-sama memastikan program ini melangkah efektif dan berkelanjutan," kata Hikari dalam keterangan pers, Jumat 8 Agustus 2025.
"Dengan kerjasama semua pihak, program ini dapat memberi akibat nan lebih besar bagi kesehatan anak Indonesia," tambahnya.
IDAI pun bakal mendukung program ini dengan beragam langkah termasuk training tenaga kesehatan seperti disampaikan Ketua Pengurus Pusat IDAI, Dr. dr. Piprim Basarah Yanuarso, SpA, Subs Kardio(K).
"Dengan personil lebih dari 5.600 master ahli anak nan tersebar di seluruh wilayah Indonesia, IDAI berkomitmen mendukung program ini melalui beragam cara, seperti training tenaga kesehatan untuk memperkuat kapabilitas master umum, perawat, dan kader kesehatan sekolah dengan standar pemeriksaan anak berbasis pengetahuan terkini," ucap Piprim.
Selain itu, sambungnya, IDAI melakukan sosialisasi dan pembelaan pentingnya cek kesehatan rutin. Kedua program ini telah dijalankan sejak 2022 melalui Paediatrician Social Responsibility (PSR), nan telah menjangkau tenaga medis di puluhan wilayah di Indonesia.
"IDAI juga telah mengembangkan pedoman protokol pemeriksaan kesehatan anak sekolah nan terstandarisasi," tambahnya.