ARTICLE AD BOX
detikai.com, Jakarta - Belum lama ini, tepatnya pada Jumat 18 April 2025, penduduk Bekasi, Jawa barat (Jabar) dan Jakarta Timur (Jaktim) mencium bau gas menyengat nan kuat, menyerupai gas LPG bocor, bensin, alias oli terbakar nan tercium di beragam wilayah.
Laporan membanjiri media sosial, menggambarkan aroma menyengat nan mengganggu tidur dan menimbulkan kecemasan, terutama bagi para orang tua dengan bayi.
Wilayah terdampak meliputi Babelan (Kabupaten Bekasi), Jakasampurna dan Taman Galaxy (Kota Bekasi), serta Duren Sawit (Jakarta Timur). Meskipun belum ada laporan resmi mengenai akibat kesehatan langsung, kekhawatiran bakal potensi ancaman tetap menjadi perhatian utama.
Pihak PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) pun angkat bicara mengenai keluhan masyarakat di media sosial mengenai adanya aroma gas nan terasa di sekitar Kota Bekasi, Jawa Barat. PGN memastikan bahwa tidak ada kebocoran pada jaringan pipa gas bumi.
Sebelumnya, dilaporkan ada aroma gas nan sempat tercium warga di wilayah Ciledug, Kecamatan Setu, Bekasi pada Jumat malam 18 April 2025 waktu setempat.
Area Head PGN Bekasi Maisalina mengatakan pihaknya langsung mengerahkan tim untuk inspeksi lapangan setelah menerima laporan. Dia menerangkan, hasil pengecekan menyeluruh tidak menemukan adanya indikasi kebocoran.
"Kami sudah lakukan pengecekan di seluruh jaringan, hasilnya tidak ditemukan adanya kebocoran. Berdasarkan pantauan tim PGN berbareng masyarakat sekitar, aroma nan sebelumnya sempat diduga berasal dari aroma gas, saat ini sudah tidak tercium," ujar Maisalina dalam keterangannya di Bekasi, Sabtu 19 April 2025.
Berikut sederet kebenaran mengenai sempat tercium aroma gas nan dirasakan penduduk Bekasi, Jawa barat (Jabar) dan Jakarta Timur (Jaktim) dihimpun Tim News detikai.com:
Sebagai pengganti daya gas Perusahaan Gas Negara (PGN) meluncurkan program PGN sayang ibu.
1. Kejadian Sempat Viral di Media Sosial
Malam tanggal 18 April 2025, penduduk Bekasi dan Jakarta Timur mencium aroma gas menyengat nan kuat, menyerupai gas LPG bocor, bensin, alias oli terbakar, tercium di beragam wilayah.
Laporan membanjiri media sosial, menggambarkan aroma menyengat nan mengganggu tidur dan menimbulkan kecemasan, terutama bagi para orang tua dengan bayi.
Wilayah terdampak meliputi Babelan (Kabupaten Bekasi), Jakasampurna dan Taman Galaxy (Kota Bekasi), serta Duren Sawit (Jakarta Timur).
Meskipun belum ada laporan resmi mengenai akibat kesehatan langsung, kekhawatiran bakal potensi ancaman tetap menjadi perhatian utama.
Kejadian ini memicu pertanyaan besar: Apa penyebab aroma gas misterius ini? Sejauh ini belum ada penjelasan resmi dari pihak berwenang, seperti BPBD Bekasi, nan membikin penduduk semakin resah dan bertanya-tanya.
Kejadian ini juga menyoroti masalah kualitas udara di Bekasi nan sudah sejak lama menjadi perhatian. Data sebelumnya menunjukkan bahwa kualitas udara di Bekasi seringkali buruk, apalagi lebih jelek daripada Jakarta.
Tingginya polusi udara berkontribusi pada peningkatan kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Berbagai aspek berkontribusi pada buruknya kualitas udara di Bekasi, termasuk polusi hiperlokal seperti pembakaran sampah.
Meskipun Pemkot Bekasi telah berupaya mengendalikan pencemaran udara, masalah ini tetap jauh dari kata selesai.
2. PGN Pastikan Tak Ada Kebocoran di Bekasi
PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) buka bunyi mengenai keluhan masyarakat di media sosial mengenai adanya aroma gas nan terasa di sekitar Kota Bekasi, Jawa Barat. PGN memastikan bahwa tidak ada kebocoran pada jaringan pipa gas bumi.
Sebelumnya, dilaporkan ada aroma gas nan sempat tercium penduduk di wilayah Ciledug, Kecamatan Setu, Bekasi pada Jumat malam 18 April 2025 waktu setempat.
Area Head PGN Bekasi, Maisalina mengatakan pihaknya langsung mengerahkan tim untuk inspeksi lapangan setelah menerima laporan. Dia menerangkan, hasil pengecekan menyeluruh tidak menemukan adanya indikasi kebocoran.
"Kami sudah lakukan pengecekan di seluruh jaringan, hasilnya tidak ditemukan adanya kebocoran. Berdasarkan pantauan tim PGN berbareng masyarakat sekitar, aroma nan sebelumnya sempat diduga berasal dari aroma gas, saat ini sudah tidak tercium," ujar Maisalina dalam keterangannya di Bekasi, Sabtu 19 April 2025.
3. Meski Tak Ada Kebocoran, PGN Tetap Awasi Ketat
Meski demikian, menurut Maisalina, pihak PGN tetap melakukan pemantauan ketat dan berkoordinasi dengan pihak berkuasa demi menjaga keamanan masyarakat dan pengguna gas bumi.
PGN menyampaikan, pihaknya juga mengimbau masyarakat segera melapor ke Contact Center 135 jika mencium aroma gas alias mencurigai kondisi tidak normal di sekitar jaringan.
"Keselamatan dan keandalan prasarana menjadi prioritas kami dalam menjaga pasokan daya bagi masyarakat," jelas Maisalina.