3 Fakta Terkait Cak Lontong, Pelawak Yang Jadi Komisaris Ancol

Sedang Trending 3 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

detikai.com, Jakarta - Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (Perseroan) mengangkat Lies Hartono alias Cak Lontong dan mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso sebagai komisaris.

Dalam RUPST PT Pembangunan Jaya Ancol tentang pengangkatan dan pergantian personil Dewan Komisaris itu juga mengangkat mantan Direktur PT Garuda Indonesia Irfan Setiaputra sebagai Komisaris Utama.

"RUPS menyetujui pergantian personil Dewan Komisaris untuk memperkuat pengawasan dan strategi upaya ke depan," kata Corporate Communication PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk, Daniel Windriatmoko, dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu, 26 April 2025, seperti dilansir Antara.

Menurut Daniel, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan bertindak efektif sejak ditutupnya RUPS ini. Jajaran Dewan Komisaris terdiri dari Komisaris Utama dan Komisaris Independen, ialah Irfan Setiaputra. Cak Lontong dan Sutiyoso sebagai Komisaris PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk.

Untuk jejeran direksi, ialah Winarto sebagai Direktur Utama, Cahyo Satriyo Prakoso, Daniel Nainggolan dan Eddy Prastiyo sebagai Direktur PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. Hasil rapat itu semakin memperkuat reputasi Ancol sebagai lokasi wisata unggulan.

Daniel menambahkan, Ancol tidak hanya mengutamakan kualitas layanan, tetapi juga peduli terhadap lingkungan dan kesejahteraan masyarakat sekitar.

"Dengan semangat penemuan dan keberlanjutan, Perseroan berkeinginan terus memberikan kontribusi positif bagi pembangunan ekonomi, sosial, dan lingkungan di Indonesia," tuturnya.

Cak Lontong tidak hanya mempunyai pekerjaan sebagai presenter dan pelawak tanah air, namun mulai merambah ke bumi politik.

Dalam perhelatan Pilkada Jakarta 2024, Cak Lontong dipercaya menjabat sebagai Ketua Tim Pemenangan Pramono Anung-Rano Karno.

Berikut fakta-fakta mengenai Cak Lontong, sang komedian nan sekarang ditunjuk sebagai komisaris Ancol, dihimpun oleh Tim News detikai.com:

Pasangan bakal Cagub-Cawagub Jakarta, Pramono Anung dan Rano Karno menggelar rapat perdana tim suksesnya nan dipimpin Ketua Timses Lies Hartono alias Cak Lontong di Posko Pemenangan Cemara, Jakarta Pusat.

1. Memulai Kariernya dari Seorang Komedian

Siapa nan tak kenal Cak Lontong? Pelawak tunggal, presenter, sekaligus tokoh kenamaan Indonesia ini, Ir. Lies Hartono, lahir di Magetan, Jawa Timur, 7 Oktober 1970.

Cak Lontong dikenal luas lantaran komedi cerdasnya nan unik, memadukan logika absurd dan silogisme nan mengocok perut. Perjalanan kariernya, dari panggung Ludruk Cap Toegoe Surabaya hingga duduk sebagai Komisaris Ancol, sungguh inspiratif.

Gaya lawakan Cak Lontong nan khas, menggunakan kata-kata sederhana seperti 'sabar', 'takut', 'mikir', alias 'gaptek', membangun lelucon nan mengena tanpa merendahkan.

Bahasa bakunya nan terstruktur menambah daya tarik penampilannya. Ia apalagi sering menciptakan peribahasa baru nan segar dan mengundang tawa. Keunikan itulah nan membedakannya dari pelawak lain.

Popularitasnya melesat setelah tampil di Stand Up Comedy Show MetroTV (2011) dan Indonesia Lawak Klub (ILK) Trans7 (2013). Sejak saat itu, Cak Lontong menjadi langganan beragam aktivitas televisi dan pernah menjadi juri Stand Up Comedy Indonesia. Ia pun melebarkan sayapnya ke bumi seni peran, membintangi sejumlah movie dan sinetron.

Puncak pekerjaan Cak Lontong tak hanya di bumi hiburan. Pada 28 April 2025, dia diangkat menjadi Komisaris PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. Ini adalah bukti nyata kesuksesannya nan melampaui pemisah panggung lawak. Posisi ini menunjukkan kepercayaan besar terhadap keahlian dan reputasinya.

Pengangkatan Cak Lontong sebagai komisaris berbareng tokoh-tokoh berpengaruh seperti mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso dan mantan Direktur PT Garuda Indonesia Irfan Setiaputra, semakin mengukuhkan kredibilitasnya. Kepercayaan ini diberikan bukan tanpa alasan, melainkan atas dasar prestasi dan kemampuannya nan telah teruji.

Karier Cak Lontong menjadi inspirasi bagi banyak orang. Ia membuktikan bahwa kesuksesan dapat diraih melalui beragam jalur, dan bahwa talenta dan kerja keras bakal selalu membuahkan hasil.

2. Gaya Komedinya Dinilai Kritis

Gaya komedi Cak Lontong nan unik dan pandai telah memberikan warna tersendiri bagi bumi intermezo Indonesia. Ia bukan hanya sekadar pelawak, tetapi juga seorang pengamat sosial nan kritis dan jenaka. Lawakannya seringkali menyentil isu-isu sosial dengan langkah nan menghibur dan tidak menggurui.

Penggunaan logika absurd dan silogisme dalam lawakannya menantang pendengar untuk berpikir sebelum tertawa. Hal ini menunjukkan bahwa Cak Lontong tidak hanya menghibur, tetapi juga merangsang kepintaran penontonnya. Ini adalah karakter unik nan jarang ditemukan pada pelawak lain.

Cak Lontong menjadi bukti bahwa komedi dapat menjadi media nan efektif untuk menyampaikan pesan moral dan sosial. Ia sukses menggabungkan unsur intermezo dan edukasi dalam setiap penampilannya.

Kesimpulannya, perjalanan pekerjaan Cak Lontong dari komedian jenius hingga komisaris perusahaan besar merupakan bukti nyata bahwa kesuksesan dapat diraih melalui kerja keras, kreativitas, dan konsistensi. Ia menginspirasi banyak orang untuk mengejar angan mereka, tak peduli seberapa tinggi tantangannya.

3. Selain Gaji, Cak Lontong Akan Mendapatkan Tunjangan

Belum ada info pasti mengenai besaran penghasilan nan diterima Cak Lontong sebagai komisaris Ancol. Namun, berasas Panduan Dewan Komisaris dan Direksi PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk pada 2015, berikut kewenangan Dewan Komisaris mengenai dengan anggaran.

Pada BAB II Panduan Dewan Komisaris tepatkan pada poin 2.13 Anggaran Dewan Komisaris menyatakan Dewan Komisaris wajib menyusun rencana kerja dan anggaran tahunan Dewan Komisaris nan merupakan bagian nan tidak terpisahkan dari RKAP meliputi anggaran untuk:

1. Honorarium, tunjangan dan akomodasi personil Dewan Komisaris, dan organ pendukung Dewan Komisaris.

2. Biaya diklat/mengikuti seminar-seminar.

3. Biaya perjalanan dinas dalam dan luar negeri.

4. Biaya manajemen dan umum.

5. Biaya untuk jasa instansi akuntan publik, konsultan.

6. Anggaran investasi rutin untuk pengadaan sarana kerja.

7. Anggaran penyelenggaraan tugas khusus.

Anggaran Dewan Komisaris tersebut di atas, merupakan penjumlahan dari anggaran komite penunjang Dewan Komisaris ditambah dengan anggaran Sekretariat Dewan Komisaris, dan penggunaannya sepenuhnya menjadi kewenangan Dewan Komisaris.

Ini artinya, selain penghasilan alias berupa honorarium, komisaris juga mendapatkan tunjangan dan akomodasi serta biaya perjalanan dinas.

Selengkapnya