101 Warga Gaza Tewas Dibom Israel Sejak Deal Gencatan Dengan Hamas

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

detikai.com

Jumat, 17 Jan 2025 17:50 WIB

Setidaknya 101 orang Palestina tewas imbas serangan Israel ke Gaza setelah gencatan senjata disepakati pada 15 Januari dan mulai bertindak pada 19 Januari nanti. Jenazah korban serangan Israel di Gaza pada Jumat (17/1) disalatkan. (REUTERS/Hatem Khaled)

Jakarta, detikai.com --

Setidaknya 101 orang Palestina tewas dan lebih dari 264 luka lantaran serangan Israel di Gaza setelah gencatan senjata disepakati pada Rabu (15/1) dan bakal mulai bertindak Minggu (19/1) mendatang.

Menurut laporan abdi negara keamanan sipil dilansir dari Aljazeera, Jumat (17/1), 27 korban adalah anak-anak dan 31 adalah wanita.

Jumlah orang tewas kemungkinan besar bertambah lantaran ada laporan serangan mematikan lainnya di Gaza nan menargetkan tenda untuk menampung orang-orang terlantar di wilayah Al Mawasi nan dinamakan 'zona kemanusiaan'.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya instansi buletin Wafa menyebut pengeboman Israel menyasar sebuah rumah di Jabalia, Gaza Utara. Jabalia merupakan wilayah nan seiring diincar setelah pengumuman gencatan senjata Gaza.

Kesepakatan pengumuman gencatan senjata Israel - Hamas dipublikasikan pada Rabu (15/1) malam waktu Indonesia. Berdasarkan perjanjian, Hamas dan Israel bakal memulai gencatan senjata pada 19 Januari mendatang. Gencatan senjata bakal berjalan dalam tiga fase, di mana fase pertama berjalan selama 42 hari.

Fase pertama mencakup pembebasan sandera perempuan, anak-anak, dan lansia, serta penghentian serangan hingga masuknya lebih banyak support kemanusiaan.

Fase kedua, bermaksud mengakhiri perang, termasuk pula pembebasan sandera laki-laki oleh Hamas sebagai tukar atas dibebaskannya sejumlah tahanan Palestina dari penjara Israel.

Sedangkan fase ketiga mencakup pemulangan jenazah maupun sisa-sisa tubuh sandera serta penerapan rencana rekonstruksi Gaza.

Sementara itu, Israel menunda pemungutan bunyi kabinet mengenai perjanjian gencatan senjata dan menuding Hamas mengingkari sebagian kesepakatan. Kendati demikian, Hamas menegaskan bahwa mereka berkomitmen penuh untuk melakukan gencatan senjata.

Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich dari Partai Zionis sayap kanan, nan merupakan merupakan bagian krusial dari pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, menakut-nakuti bakal keluar dari koalisi pemerintahan jika PM tidak kembali bertempur setelah tahap pertama perjanjian. Langkah ini bakal berpotensi meruntuhkan pemerintahan Israel.

Yang terbaru Menteri Urusan Diaspora dan Pemberantasan Antisemitisme Israel, Amichai Chikli, menakut-nakuti bakal mengundurkan diri jika Israel menarik diri dari Koridor Philadelphi, sebuah jalur sepanjang 14 km (8,7 mil) di sepanjang perbatasan antara Gaza dan Mesir.

Kendati demikian, tidak ada indikasi bahwa kesepakatan tersebut gagal. Faktanya Wakil Penasihat Keamanan Nasional AS Jon Finer mengatakan bahwa pemerintahan Joe Biden sepenuhnya mengharapkan kesepakatan gencatan senjata dan penyerahan sandera dilaksanakan pada Minggu.

(nva/dan)

Selengkapnya