Prabowo Ungkap Ada Pihak Yang Melawan Efisiensi Anggaran: Merasa Jadi Raja Kecil

Sedang Trending 3 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

detikai.com, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan bahwa ada pihak nan mau melawannya memberlakukan kebijakan penghematan alias efisiensi anggaran. Dia menyebut orang tersebut merasa sudah kebal norma dan menjadi raja kecil.

"Ada nan melawan saya ada, dalam birokrasi. Merasa sudah kebal hukum, merasa sudah menjadi raja kecil, ada," kata Prabowo saat menghadiri Pembukaan Kongres Ke-XVIII Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) diJatim International Expo (JIExpo), Surabaya, Senin (10/2/2025).

Dia mau kementerian/lembaga berhemat untuk pengeluaran-pengeluaran nan tidak krusial dan mubazir. Prabowo menyampaikan duit hasil efisiensi anggaran bakal dipergunakan untuk memberi makan kepada anak-anak dan memperbaiki sekolah.

"Saya mau menghemat duit uang itu untuk rakyat untuk memberi makan untuk anak-anak rakyat. Saya mau memperbaiki semua sekolah Indonesia," jelasnya.

Prabowo menyampaikan saat ini ada 330.000 sekolah di Indonesia nan kudu diperbaiki. Namun, kata dia, anggaran saat ini hanya cukup untuk memperbaiki 20.000 sekolah saja.

Oleh karena itu, Prabowo memangkas anggaran kementerian/lembaga. Khususnya, anggaran kementerian/lembaga untuk biaya perjalanan dinas ke luar negeri.

"Anggaran untuk perbaikan sekolahnya cukup untuk memperbaiki mungkin 20.000 sekolah. Berapa tahun kita mau selesaikan 330.000 sekolah? Karena itu perjalanan dinas perjalanan ke luar negeri dikurangi," tutur Prabowo.

Efisiensi Anggaran Pemerintah Dinilai Berdampak Langsung pada Masyarakat

Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka terus mendorong efisiensi anggaran demi memastikan shopping negara lebih berakibat langsung bagi masyarakat.

Salah satu langkah nan diambil adalah meninjau ulang alokasi anggaran, termasuk pemangkasan perjalanan dinas dan aktivitas seremonial nan dinilai kurang esensial. 

Pengamat Politik dan Pemerintahan Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani) Cimahi, Arlan Siddh, menilai kebijakan ini merupakan langkah tepat agar anggaran lebih konsentrasi pada kebutuhan rakyat.

"Mendukung efisiensi anggaran termasuk di dalamnya pemangkasan perjalanan dinas, agar anggaran lebih menyentuh langsung kepada masyarakat” ujar Arlan.

Tak hanya itu, Arlan juga meyakini alokasi anggaran tersebut bakal dinikmati langsung masyarakat.

"Anggaran nan dipangkas tidak kemana-mana, tapi lebih diarahkan ke nan langsung bisa dirasakan masyarakat,” ujarnya.

Senada dengan itu, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah, menyoroti bahwa selama ini banyak perjalanan dinas dan kunjungan kerja nan sifatnya lebih berkarakter seremonial.

"Selama ini, porsi kunjungan kerja lebih banyak seremonial dan memang terkesan buang-buang anggaran. Sehingga, sangat baik jika ada upaya efisiensi dari dua aktivitas tersebut," katanya.

Sebelumnya, Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara, menegaskan bahwa Presiden Prabowo mau memastikan setiap rupiah dalam shopping negara dimanfaatkan secara optimal.

"Presiden Prabowo memandang adanya potensi efisiensi dalam shopping negara dan meminta untuk meninjau kembali alokasi anggaran nan dapat disesuaikan,” ungkapnya.

Tidak Boleh Kurangi Pelayanan Publik

Lebih lanjut, Suahasil menekankan bahwa efisiensi anggaran tidak boleh mengurangi kualitas pelayanan publik dan keahlian pemerintahan. 

"Efisiensi anggaran tidak boleh mengurangi kualitas kinerja, melainkan kudu menata ulang proses kerja agar lebih efektif dengan memanfaatkan teknologi," jelasnya.

Ia juga menegaskan bahwa efisiensi bukan sekadar soal pemotongan anggaran, tetapi juga tentang bekerja lebih strategis dan bertanggung jawab.

"Efisiensi bukan sekadar pemotongan anggaran, tetapi gimana bekerja lebih cerdas, strategis, dan bertanggung jawab agar Kemenkeu tetap dihormati,” pungkasnya.

Selengkapnya