Jemaah Calon Haji Dapat Lakukan Cek Kesehatan Gratis, Begini Tahapannya

Sedang Trending 3 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

detikai.com, Jakarta - Kepala Puskesmas Pasar Minggu Sri Rejeki Amelia mengatakan adanya sinergi pada program Cek Kesehatan Gratis (CGK) terhadap jemaah calon haji (calhaj). Dia menyatakan, ada tahapan nan dibangun dalam pemeriksaan kesehatan.

"Untuk haji itu skema nan dibangun tetap dilakukan pemeriksaan kesehatan. Ada tahap 1 (dan) tahap 2 juga dilakukan dengan (proses) screening juga," ujar Sri kepada wartawan di Puskesmas Pasar Minggu, Senin (10/2/2025).

Dia menjelaskan, pemeriksaan Cek Kesehatan Gratis (CGK) jemaah calon haji bakal dilakukan secara menyeluruh sesuai dengan siklus hidupnya. Dalam proses ini, kata Sri, ada 2 tahapan nan kudu dilakukan sebelum berangkat haji.

"Ada pemeriksaan pertama, kemudian dilanjutkan dengan tahap kedua ketika mau berangkat," terang dia.

Semnetara, lanjut Sri, pada hari ini sudah terdapat 8 orang nan mendaftar dalam program Cek Kesehatan Gratis (CGK). Dia menjelaskan proses pendaftaran dapat melalui aplikasi Satu Sehat Mobile.

"Hari ini ada 8 nan sudah mendaftar (melalui aplikasi) Satu Sehat Mobile. Jadi 7 (pasien) adalah usia Dewasa dan satunya lansia," jelas Sri.

Sebelumnya, Kepala Puskesmas Pasar Minggu, Sri Rejeki Amelia menjelaskan, adanya tahapan proses pemeriksaan sesuai dengan siklus hidup pasien dalam program Cek Kesehatan Gratis (CKG).

Hal tersebut dapat dibedakan dengan sticker nan bakal diberikan kepada pasien sesuai dengan usianya.

"Ada sticker, ya itu sesuai dengan siklus hidupnya," ujar Sri di Puskesmas Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (10/2/2025).

Menurut dia, perbedaan sticker itu dapat terlihat dari warnanya antara bayi, balita, dewasa, hingga lansia.

Selain makan bergizi gratis, salah satu program dari Presiden Prabowo Subianto untuk masyarakat adalah pemeriksaan kesehatan gratis. Apa tujuannya? Berikut cuplikan perbincangan Gracia Bern dan Hariqo Wibawa Satria, Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepr...

Program Cek Kesehatan Gratis di Puskesmas Digolongkan Sesuai Usia, Seperti Apa?

Stiker tersebut, kata Sri, juga berfaedah sebagai penanda bahwa mereka adalah pasien nan mengikuti program CKG nan berulang tahun.

"Kalau misalnya bayi baru lahir Itu kami warnanya pink (atau) warna merah muda, jika anak balita dan usia prasekolah warnanya kuning, dewasa warna hijau, dan lansia warna biru," ucap Sri.

Dia juga menginformasikan, Pemeriksaan Kesehatan Gratis ini dapat dilakukan pendaftaran terlebih dulu melalui aplikasi Satu Sehat Mobile dan dapat dilakukan on the spot alias di tempat secara langsung dengan membawa beberapa berkas.

"(Melalui aplikasi) bisa dan on the spot juga bisa (dengan) membawa KTP alias KK. Nanti (akan) kami bantu. (Dan) kuotanya sehari kurang lebih 30 (pasien)," ucap Sri.

Dia menyebut, program Cek Kesehatan Gratis (CKG) ini bakal dilakukan dengan proses jasa screening nan tentu disesuaikan dengan usia dan kebutuhan pasien.

Sri menjelaskan, screening nan dilakukan untuk bayi baru lahir bakal ada pemeriksaan seperti Tiroid Kongenital dan ada Hiperplasia Adrenal. Ada pula, kata dia, jasa untuk balita alias usia prasekolah nan bakal dilakukan di sekolah masing-masing.

"Anak usia balita dan prasekolah ada 8 screening nan dilakukan di sekolah kelak di bulan Juli," terang Sri.

Pemeriksaan untuk usia dewasa dan lansia juga bakal dilakukan sebanyak 21 screening dengan melakukan pemeriksaan gula darah untuk dewasa dan pemeriksaan nan lebih menyeluruh untuk usia diatas 40 tahun dan lansia.

"Jika ditemukan indikasi alias persoalan serius pada kesehatan pasien, bakal dirujuk ke rumah sakit," jelas Sri.

Pemprov Jakarta Batasi Layanan Pemeriksaan Kesehatan Gratis untuk 30 Orang Perhari

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Daerah Khusus Jakarta membatasi jasa pemeriksaan kesehatan cuma-cuma untuk 30 orang per hari sesuai dengan ketentuan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) guna menghindari antrean membludak.

"Tahap awal, Kementerian Kesehatan sudah menentukan kuota 30 orang, kami bakal membatasi kuota sampai 30," ujar Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Ani Ruspitawati di Jakarta, melansir Antara, Minggu 9 Februari 2025.

Meski begitu, lanjut dia, Pemprov Jakarta tak menutup kemungkinan untuk menerima jumlah pasien pemeriksaan kesehatan cuma-cuma lebih dari kuota nan disediakan.

"Kalau kami bisa melayani lebih dari itu kami bakal buka kuota lebih dari itu," ucap Ani.

Dia menjelaskan, pemeriksaan kesehatan cuma-cuma merupakan langkah untuk mengurangi akibat kesehatan, mendeteksi awal beragam penyakit, serta mencegah kematian nan tidak perlu dan dapat dicegah.

"Pada tahap awal, sebanyak 44 Puskesmas di kecamatan se-Jakarta telah siap untuk melayani penduduk nan bakal menjalani cek kesehatan gratis. Begitu juga dengan tenaga kesehatan maupun sarana dan prasarana," terang Ani.

Siagakan Petugas Kesehatan

Pemprov Jakarta, menurut Ani, menyiagakan petugas kesehatan nan saat ini tersedia sehingga tak ada penambahan jumlah personel.

"Kami sudah melakukan simulasi, sudah menghitung dan sejauh ini kami berkesimpulan sudah bisa dilakukan dengan sumber daya nan ada," terang Ani.

Dia menyebut, masyarakat nan mau memanfaatkan cek kesehatan cuma-cuma dapat mengunduh aplikasi Satu Sehat Mobile (SSM).

Setelah itu, lanjut dia, mengisi info profil secara lengkap, dan memilih tempat pemeriksaan seperti di puskesmas alias klinik nan terdaftar di SSM.

"Langkah berikutnya memilih tanggal pemeriksaan nan dapat dipilih saat hari H ulang tahun sampai 30 hari setelah hari ulang tahun (H+30). Masyarakat wajib mengisi blangko skrining berdikari setelah mendapatkan notifikasi di aplikasi SSM pada H-7," papar Ani.

Selanjutnya, sambung Ani, masyarakat bisa datang ke Puskesmas alias klinik sesuai tempat dan tanggal nan telah dipilih di aplikasi tersebut.

Dalam pelaksanaan, masyarakat bakal langsung diarahkan pada ruang jasa sesuai kategori usia.

"Di Puskesmas itu ruang layanannya sudah dibagi per lantai sesuai klaster. Kalau anak-anak dibawa ke lantai anak-anak. Kalau dewasa ke lantai dewasa. Itu untuk memecah antrean juga," kata Ani.

Setelah diperiksa dan ditemukan akibat penyakit tertentu, masyarakat bakal dianjurkan melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

"Kalau sakit, sakitnya bisa diobati di Puskesmas, kami langsung lakukan pengobatan di Puskesmas. Kalau kudu akses RSUD, ya ke RSUD melalui skema JKN," tutup Ani.

Selengkapnya
↑